Saturday, October 28, 2017

Wajah Baru Pemimpin Polinela




Reporter : Belinda Yena Putri
Eka Shovyana
 
Sukma_Polinela; Setelah melewati rangkaian proses seleksi, prosesi pemilihan Direktur Polinela telah mencapai puncaknya. Dr. Ir. Sarono, M.Si kini resmi terpilih sebagai Direktur baru Polinela. Pemilihan Direktur di kampus Polinela sendiri diadakan setiap 4 tahun sekali. Pemilihan Direktur Polinela dilakukan melalui rapat senat tertutup yang juga dihadiri oleh pihak dari RISTEKDIKTI.
“Alhamdulillah terpilih menjadi Direktur, bersyukur, dan berusaha untuk menjalankan amanah,” ujar Dr. Ir. Sarono, M.Si selaku Direktur terpilih.
Sebelumnya, pada tahapan seleksi terdapat 6 bakal calon Direktur, yang kemudian setelah penyampaian Visi dan Misi masing-masing bakal calon Direktur terpilihlah 3 kandidat calon Direktur, yaitu Ir. Joko S.S Hartono, M.T.A; Ir. M.Tahir, M.P; dan Dr. Ir. Sarono, M.Si.
Direktur baru memiliki visi, menjadikan kampus Polinela sebagai perguruan tinggi yang unggul dan inovatif. Adapun cara untuk mencapai visi misi yaitu dengan memperbaiki sumber daya manusia dan sumber daya administrasi dengan cara memperbaiki susunan Organisasi Tata Kerja (OTK) agar lebih tertata. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang baik maka perlu digiatkan lagi pelatihan dan seminar-seminar yang tidak hanya untuk dosen, namun
juga untuk para pegawai, PLP, serta para mahasiswa. Selain itu perbaikan fasilitas sarana kampus secara bertahap agar semakin baik dan sesuai standar, sehingga akan meningkatkan kemampuan bagi para mahasiswa serta meningkatkan akreditasi kampus.
Potret sebuah  kampus adalah pembanguna nnya, maka untuk mencapai target akreditasi kampus yang baik harus memperbaiki terlebih dahulu dari segi infrastruktur kampusnya. Selain dari segi pembangunan mahasiswa juga dituntut berperan aktif dalam meningkatkan akreditasi kampus baik dari kegiatan akademik maupun non akademik. Selain memiliki kecerdasan intelektual mahasiswa juga harus memiliki kreatifitas, bakat serta pengembangan diri, dan kecerdasan emosional yang dapat dibangun melalui organisasi yang diikuti. Kemudian mahasiswa juga harus memiliki jiwa spiritual yang baik untuk membentuk akhlak yang sopan dan santun. (*Aisyah)

Mahsiswa Perikana Ikut Serta dalam ENJ 2017



Pembelajaran : Peserta Ekpedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2017 berbagi ilmu kepada anak-anak setempat/
Foto : Dokumentasi ENJ


Reporter : Putu Angga Adi
                  Dwica Pratiwi

Sukma_Polinela; Mahasiswa program study D3 Budidaya perikanan mengikuti kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) 2017. Ekspedisi Nusantara Jaya ini dilaksanakan di tiga provinsi yang berbeda yakni Papua Barat, DKI Jakarta, dan Lampung. ENJ merupakan program Kemenko Maritim yang diadakan pada setiap tahunnya. Bentuk kegiatan tersebut berupa pengabdian kepada masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil, yang kurang bantuan atau campur tangan pemerintah.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa Polinela khususnya dalam program studi Budidaya Perikanan ikut mewakili Provinsi Lampung. Anugrah Muhammad Dharmawan (semester 3A) ikut dalam ENJ Papua Barat, Bimantara Jauhari (semester 3A), Aldi Gita Pratama (semester 3A), Mahmud (semester 3B) untuk ENJ DKI Jakarta, dan Lukman Hadi (semester 3.A) serta M. Alfasina semester (3.B) ENJ Provinsi Lampung.
ENJ Papua Barat  dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat, pulau Waise, kegiatan tersebut terlaksana pada tanggal 30 Agustus 2017 – 12 september 2017. Dalam ekspedisi ini terpilih 100 peserta dari hasil seleksi yang kemudian di bagi menjadi 3 kelompok, yang mana masing-masing kelompok beranggotakan 33-34 peserta. Peserta ENJ papua barat ini dari bebagai wilayah  di indonesia seperti, Aceh, Sulawesi, Malang, Serang , Solo ,Jakarta, Bandung , Lampung, dan beberapa provinsi lainnya.
“Sebelum Keberangkatan persiapan yang dilakukan kita mencari donatur, mengumpulkan pakaian yang masih layak pakai serta buku-buku bekas,” ujar Anugrah Muhammad Dharmawan peserta ENJ Papua Barat.
 Kegitan yang dilakukan para peserta diantaranya bakti lingkungan, transplantasi terumbu karang, penanaman mangrove, dan clean up pantai. Selain itu, dari bidang kesehatan dilakukan penyuluhan tentang sikat gigi, pendikan kegitan mengajar, rumah baca, dan pohon impian, serta yang terakhir penyerahan sumbangan yang telah dikumpulkan sebelumnya kepada masyarakat.
Kegitan yang paling berkesan saat ENJ Papua Barat adalah yaitu penanman mangrove bersama sisiwa-siswi SD 04 Kabupaten Raja Ampat, yang dimana setia anak menanam 1 pohon mangrove dan pohon tersebut diberi nama sesuai dengan anak yang menanamnya, Setiap anak diamanahkan untuk menjaga dan merawat setiap pohon mangrove yang mereka tanam sendiri.
Dalam ENJ DKI Jakarta dilaksanakan  di pulau Pari pada tanggal 28 Agustus–04 September 2017. ENJ DKI Jakarta dibagi 3 kelompok. Kegiatan ENJ DKI Jakarta dibagi dalam berapa  divisi yakni pemberdayaan, pendidikan dan lingkungan. Dalam divisi pendidikan dilakukan kegiatan seperti  pembuatan pohon impian, edukasi tentang kesehatan, pembaerdayaan keramba pembuat pupuk organik, tanaman hidoponik, penanaman mangrove, serta bersih pantai.
  Sedangkan untuk ENJ Lampung sendiri bertempat di pulau Pisang pada tanggal 30 September 2017 - 9 Oktober 2017. Untuk pesertanya dari beberapa wilayah seperti Cimahi, Yogjakarta, Palembang, Lampung, Bengkulu Dan Bandung. Persiapan sebelum keberangkatan pun tak berbeda jauh dengan ENJ Papua Barat seperti pengumpulan donasi, persiapan perlengkapan buku-buku yang didapat dari Sriwijaya, perpustakaan Indonesia, sumbangan masyarakat, serta pakaian bekas layak pakai.
Program kerja yang dilaksakan dari bidang sosial lingkungan seperti penanaman mangrove dan  bersih pantai. Dibidang ekonomi kretif yaitu pembuatan ikan asap, kemudian dibidang pendidikan adanya klasipirasi, pembelajaran bahasa inggris, edukasi tentang pentingnya pendidikan dan pembuatan  perpustakaan mini yang bertujuan untuk anak-anak pulau pisang dapat membudidayakan membaca. Program kerja yang diutamakan dalam ENJ Lampung adalah ekonomi kreatif, dan pebelajaran bahasa inggris untuk peningkatan ekowisata yang dimana nantinya dapat bersaing dibidang wisata.(*Aisyah)

Polemik Sikrab Makrab di Polinela




Ilustrasi Sikrab : https://www.inovasee.com/wp-content/uploads/2017/07/Mahasiswa-Baru-Pasti-Bakal-Nemuin-5-Hal-ini.jpg


Reporter : Rissya Mutya Prima
Riza Azmi Adilah

sukma_polinela;
Kegiatan siang keakraban (sikrab) dan malam keakraban (makrab) merupakan agenda tahunan dari setiap Program Studi (Prodi), Jurusan bahkan Organisasi Mahasiswa (Ormawa)diPoliteknikNegeriLampung(Polinela).egiatan
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengakrabkan diri antara angkatan dalam setiap Prodi maupun Jurusan. Kegiatan sikrab dan makrab biasanya dilakukan di dalam Kampus Polinela, namun ada juga yang mengadakan kegiatan sikrab dan makrab di luar Kampus Polinela.
Polemik terjadi saat terbitnya surat himbauan dari Pembantu Direktur III Polinela tentang larangan pengadaan kegiatan sikrab dan makrab, baik dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus Polinela serta hanya memperbolehkan kegiatan berupa seminar. Surat edaran ini merupakan tembusan langsung yang diketahui dan disetujui oleh Direktur, Ketua Jurusan (Kajur), Kepala Bagian (Kabag), Ketua Program Studi (Ka.Prodi), dan Penasehat Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang terlampir dalam Surat Edaran Nomor 29711/PL15/KM/2017 tanggal 12 September 2017. Surat ini diterbitkan untuk menghindari terjadinya perpeloncoan yang ditujukan kepada mahasiswa baru oleh mahasiswayang lebih senior.
“Kalau untuk Himpunan Mahasiswa (HIMA) lebih kepenalaran saja, agar bisa mengkoordinasi Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) di Prodi masing masing. Kehadiran alumni bukan untuk men-dikte mahasiswa baru namun memberikan arahan,” papar Pembantu Direktur III, Ir. Bambang Utoyo, M.P.
Larangan pengadaan sikrab dan makrab diterima dengan penuh perhitungan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa semester 3 sebagai panitia dan semester 5. Karena banyak permintaan dari alumni untuk tetap mengadakan acara ini, namun terbentur dengan surat edaran yang diturunkan oleh Pembantu Direktur III .
“Pelarangan sikrab yang dikeluarkan dalam bentuk surat edaran ini sebetulnya membatasi kami sebagai kakak tingkat terhadap adik mahasiswa baru (maba) yang sebetulnya tujuan sikrab untuk lebih mengenal kami sebagai kakak tingkat untuk membangun sebuah keakraban terhadap maba, namun dengan adanya surat edaran yang turun langsung dari Pembantu direktur III, sekarang hal yang terjadi antara kakak tingkat dan maba ini tidak saling mengenal,” jelas mahasiswa semester 5 berinisial AD.
Walaupun ada surat edaran namun beberapa Prodi tetap melaksanakan sikrab dan makrab secara ilegal. Hal ini menimbulkan kebingungan dan perasaan ketidakadilan bagi beberapa Prodi yang tidak melakukan kegiatan sikrab dan makrab.
“Ya kita dari Ka.Prodi sudah diberi himbauan untuk tidak mengadakan sikrab dan makrab, dan akhirnya untuk mengganti kegiatan sikrab kita buat acara seperti Family Gathering (Famget) tapi itu aja masih dilarang karena takut dijadikan sikrab berkedok famget,” ujar mahasiswa semester 5 Polinela berinisial WA.
“Ya kegiatan sikrab ini untuk lebih mengenal dan mengakrabkan diri dengan kakak tingkatnya. Tapitakutnya ada kegiatan perpeloncoan gitu. Di PS aku ada sikrab tapi dari segi makanan dan barang yang harus dibawa itu udah cukup merugikan. Padahal kakaknya bilang tidak akan merugikan adiknya tapi dari barang yang harus dibawa saja sudah mahal dan untuk yang dipakai bikin malu,” ungkap mahasiswi semester 1 Polinela berinisial SR.
Berbeda dari beberapa prodi lain yang melaksanan kegiatan sikrab secara illegal, ada juga prodi yang tidak melaksanakan sikrab makrab sama sekali. Beberapa prodi yang tidak melaksanakannya akhirnya mengadakan kegiatan seminar sebagai pengganti sikrab dan makrab.
“Kalau untuk sikrab makrab sudah ada edarannya dari atas, saya juga tidak setuju dengan kegiatan sikrab dan makrab lebih baik diganti dengan acara lain seperti mabit,” jelas Dr. Ir. Sarono, M.Si selaku Direktur Polinela. (*Aisyah)

BEM EXPO 2017 Adakan LCT Baru



Sambutan : Pembantu Direktur I memberikan sambutan dalam
acara BEM Expo 2017 dalam /Foto : Belinda Justine


Reporter : M. Taufiek Dewanda
Sari Saputri

Sukma_Polinela; BEM KBM Politeknik Negeri Lampung kembali mengadakan Lomba Cepat Tepat (LCT). Perlombaan ini diselenggarakan pada 09-10 September 2017, di Politeknik Negeri Lampung. Tahun ini, LCT dibagi menjadi dua jenis perlombaan yaitu LCT Komputer dan LCT Gapoktan (gabungan kelompok tani).

LCT Komputer merupakan perlombaan yang berisi soal-soal komputer dan diikuti oleh siswa/i SMK yang ada di Sumbagsel, sedangkan LCT Gapoktan merupakan perlombaan yang berisi soal-soal tentang pertanian yang diikuti oleh gabungan kelompok tani yang ada di Provinsi Lampung. Tujuan dari terselenggaranya acara ini pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Adapun tujuan dari terselenggaranya LCT Komputer diharapkan mampu meningkatkan pendidikan siswa/i dibidang teknologi. Sedangkan pada LCT Gapoktan diharapkan mampu meningkatkan pola pikir petani yang ada di Provinsi Lampung mengenai pertanian berkelanjutan dan modern.

Acara tahunan BEM EXPO berhasil diikuti oleh 15 tim (LCT Komputer) dan 5 tim (LCT gapoktan). Pada kesempatan kali ini, diperoleh 3 juara dari LCT Komputer. Adapun juara 1 diraih oleh SMK N 4 Bandar Lampung (tropi, sertifkat dan uang pembinaan sebesar Rp. 2.000.000), juara 2 diraih oleh SMK N 2 Swadipha Natar (tropi, sertifikat dan uang pembinaan Rp. 1.500.000), juara 3 diaraih oleh SMK N 2 Kalianda (tropi, sertifikat dan uang pembinaan sebesar Rp. 750.000). Sedangkan pada LCT Gapoktan terdapat 6 juara, yaitu juara 1 diraih oleh Gapoktan Harapan Kita (tim bapak), disusul juara 2 oleh Gapoktan Sidomakmur (tim ibu), dan juara 3 oleh Gapoktan Sidomakmur (tim bapak). Selain itu pada LCT Gapoktan juga terdapat 3 juara harapan yaitu juara harapan 1 diraih oleh Gapoktan Mawar, juara harapan 2 diraih oleh Gapoktan Harapan Kita (tim ibu) dan juara harapan 3 yaitu Gapoktan Mekar jaya.

Kendala yang dihadapi sebelum diadakannya acara maupun ketika berlangsungnya acara tidak menjadi penghambat kelancaran acara. Yogie selaku Ketua Pelaksana BEM EXPO juga menjelaskan bahwa di setiap acara pasti ada kesulitan. “yang agak sulit itu mengumpulkan panitia, dan mengundang para Gapoktan karena memang kami baru pertama dan tidak tahu teknis dari Gapoktan itu sendiri. Harapan untuk kedepannya, semoga BEM EXPO tahun depan lebih bagus, lebih meriah dan tentunya makin banyak lagi pesertanya,” tuntasnya.(*Aditya)