Jamur tiram atau Pleurotus ostreatus
merupak- an jamur yang
dapat dikonsumsi dan memiliki ciri-
ciri umum, yaitu
tubuh buah yang berwarna putih
hingga krem, serta memiliki
tudung yang berben- tuk lingkaran mirip dengan cangkang tiram.
Umumnya jamur tiram mengalami dua
tipe perkembangbiakan dalam siklus
hidupnya, yaitu
secara aseksual dan juga
secara seksual. Secara umum reproduksi aseksual terjadi melalui jalur
spora yang terbentuk secara endogan pada
kantung spora atau sporangiumnya.
Sedangkan secara seksual, reproduksi
jamur tiram terjadi melalui penyatuan dua
jenis hifa yang bertindak
sebagai gamet jantan dan
betina dan kemudian membentuk zigot yang akan
tumbuh menjadi pri- modia dewasa.
Dalam budidaya jamur tiram
akan ditemukan beberapa bagian
penting yang akan dilalui,
yaitu
mulai dari persiapan budidaya,
peralatan yang digunakan dalam membudidayakan jamur tiram,
proses dan
teknik budidaya,
serta sampai
pada proses pemanenan.
Untuk mengetahui step-step budidaya
jamur tiram tersebut, maka berikut akan
disajikan secara lengkap kepada Anda,
dan akan
dimulai dari
proses persiapan budidaya jamur tiram.
1. Persiapan Budidaya Jamur Tiram
Dalam
persiapan budidaya jamur
tiram ini yang
perlu dipersiapkan adalah bangunan atau
ruangan untuk tempat mengembangbiakkan
atau membudidayakan jamur tiram.
Dalam hal ini ban- gunan
atau
ruangan rumah juga bisa digunakan sebagai tempat budidaya jamur
tiram, namun yang
paling penting yang harus
diketahui terkait ruangan pembudidayaan jamur tiram ini terdiri
dari:
a. Ruangan
Persiapan, ruangan ini digunak-
an
untuk melakukan berbagai kegiataan
awal bu- didaya jamur
tiram, seperti kegiatan pengayakan,
pencampuran pewadahan, dan juga sterilisasi.
b. Ruang
Inokulasi, ruangan inokulasi du- ganakan
untuk tempat menanam bibit pada
media tanam, ruangan ini harus mudah
dibersihkan, serta ruangan juga harus tidak banyak memiliki
ventila- si yang
dimaksudkan untuk menghindari kontami- nasi dari mikroba.
c. Ruang Inkubasi, ruangan ini berfungsi
untuk menumbuhkan meselium jamur
pada media tanam yang sudah di inokulasi. Kondisi ruangan
ini harus diatur dengan
suhu antara 22-29 drajat celcius dan dengan kelembaban
60-80 persen. Ruangan ini juga
harus dilengkapi dengan rak-rak yang terbuat
dari bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastik
yang
sudah di inokulasi.
d. Ruang Penanaman, ruangan ini digu-
nakan untuk menumbuhkan tubuh buah
jamur. Ruangan ini dilengkapi
juga dengan rak-rak pena- naman
dan alat
penyemprot atau
pengabutan. Pen- gabutan bertujuan untuk menyiram dan mengatur
suhu udara pada kondisi
optimal yaitu 16-22 derajat celcius dengan kelembaban 80-90 persen.
2. Peralatan dan
Bahan Budidaya Jamur
Tiram
Dalam pembudidayaan jamur
tiram, maka peralatan-peralatan yang harus
dipersiapakan terdiri dari mixer,
cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, dan centong.
Sementara bahan-bahan yang
perlu dipersiapkan adalah serbuk kayu, bekatul atau dedak, kapur
CaCO3), gips (CaSO4), tepung
jagung (biji-bijan), glukosa, kantong
plastik, karet, kapas, dan cincin
plastik.
3. Proses Budidaya Jamur Tiram
Dalam proses budidaya jamur
tiram ini, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Bahan, bahan yang harus di- persiapakan
diantaranya
adalah serbuk
gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.
b. Pengayakan, serbuk
kayu yang sudah
diperoleh
sebaiknya dilakukan pengayakan. Hal ini
dimaksudkan agar tingkat keseragaman serbuk terjaga dengan baik agar
tingkat per- tumbuhan misela akan
merata. Media pengayak serbuk kayu
dapat dibuat sama dengan ukuran
mengayak pasir. Dalam proses
pengayakan perlu menggunakan masker karena
dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
c. Pencampuran,
bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur
dengan serbuk gergaji dan
selanjutnya disiram dengan air sekitar 50-60 persen atau bila kita kepal
serbuk tersebut sudah menggumpal, tetapi tidak keluar
air. Hal ini menandakan bahwa
kadar air sudah cukup.
d. Pengompresan,
pengompresan adalah proses pelapukan
bahan yang dilakukan dengan
cara membumbun campuran
serbuk kayu gergaji dan kemudian menutupnya dengan plastik.
e. Pembungkusan (pembuatan baglog),
pembungkusan dapat dilakukan dengan
meng- gunakan plastik
polipropilen dengan ukuran yang
dibutuhkan. Cara membungkus, yaitu
dengan memaskukkan media
kedalam plastik dan
kemudian dipukul atau ditumbuk sampai
padat dengan botol atau
menggunakan filler dan kemudian dismpan.
f. Sterilisasi, sterilisasi dilakukan dengan
mempergunakan alat
sterilizer yang bertu-
juan menginaktifkan mikroba,
bakteri, kapang, maupun khamir yang
dapat mengganggu per- tumbuhan jamur
yang
ditanam. Sterilisasi di- lakukan pada suhu 90 – 100 derajat celcius selama 12 jam.
g. Inokulasi (Pemberian Bibit),
inokulasi adalah kegiatan memasukan
bibit jamur ke dalam media jamur yang telah
disterilisasi. Baglog diti-
riskan selama 1 malam setelah sterilisasi,
ke- mudian
kita ambil dan ditanami bibit
diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok
bibit sekitar + 3 sendok makan
kemudian diikat dengan karet dan ditutup
dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik
yaitu:Varietas
unggul, umur bibit 45 – 60 hari
, warna
bibit merata, dan
tidak terkontaminasi.
h. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan
cara menyimpan di ruangan
inkubasi dengan kondisi tertentu.
Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata,
biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
4. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan
jamur mencapai tingkat yang optimal,
pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon
jamur. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pada pagi
hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
0 comments:
Post a Comment