Reporter : Nazhifatu Wanisyyah
Tika Damayanti
Yeni Meliyani
Sukma_Polinela; Museum nasional ketransmigrasian tergolong menarik untuk dikunjungi kerena merupakan museum yang memberikan pembelajaran mengenai sejarah ketransmigrasian. Di tempat ini dapat dilihat berbagai rekam jejak awal transmigrasian asal Jawa di zaman kolonial hingga koleksi benda bersejarah lainnya. Museum ketransmigrsian Lampung terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jarak Museum Transmigrasian dari Bandar Lampung sekitar 20 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Museum Transmigrasi ini berupa bangunan megah berlantai 2 dengan simbol siger mengkilap dibagian atas beranda. Bagian gedung bercat putih kekuningan, dihiasi ornamen gajah lampung, yang dipadu ukiran khas Jawa di bagian pintu masuk. Provinsi Lampung sudah dikenal sebagai cikal bakal daerah penempatan transmigrasi di Indonesia. Transmigrasi tersebut berlangsung tahun 1905 pada saat pemerintah Hindia Belanda melakukan perpindahan warga dari Desa Bagelen, Karesidenan Kedu, Provinsi Jawa Tengah ke Provinsi Lampung tepatnya di Desa Bagelen, Gedong Tataan, karesidenan Lampung (sekarang dikenal dengan Kabupaten Pesawaran). Museum transmigrasi di bangun pada tahun 2004 penggagasnya adalah Prof. Dr. Muhajir Utomo yang merupakan keturunan langsung dari rombongan transmigran awal yang dikirim Belanda ke Lampung tahun 1905. Pembukaan museum dimulai pada tahun 2010 dan dikelola oleh Unit Pengelola Teknis.
Museum Transmigrasi terdapat benda-benda seputar transmigrasian yang dipajang pada lantai dua. Sederet koleksi yang ditampilkan berupa benda antik seperti sepeda ontel, peralatan dapur, perabot rumah tangga, alat penerangan, mata uang tempo dulu, hingga alat penumpuk beras. Ada juga miniatur bangunan rumah yang pernah ditempati oleh transmigran ada fotofoto pejabat yang memimpin departemen yang berkenaan dengan transmigrasi. Museum transmigran dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, baik yang ditujukan untuk umum, pelajar maupun mahasiswa. Salah satunya adalah teater yang dapat digunakan untuk menayangkan film dokumenter bersifat edukasi, sejarah perjalanan penyelnggaraan transmigrasi di Indonesia, selain itu, ada area camping untuk kegiatan perkemahan yang dilengkapi tenda camping. Bahkan terdapat Gedung Serba Guna (GSG) dengan kapasitas 250 orang yang dapat digunakan instansi Pemerintah, swasta dan juga umum sebagai tempat rapat, seminar, resepsi perkawinan, hingga kegiatan lainnya. Koleksi benda bersejarah yang ada di museum transmigrasi ini dapat memberikan informasi bagi kalangan generasi muda khusus nya pelajar dan mahasiswa. Tidak hanya itu di sini pengunjung dapat mengenal sekaligus memainkan beberapa peralatan seni budaya tempo dulu yang masih tetap dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu masyarakat Desa Bagelan dan sekitarnya.
Di museum ini terdapat pula anjungan yang tersedia di kompleks museum ini dengan jumlah 11 anjungan, terdiri dari anjungan Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, NTT, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Suriname, ke semua anjungan kecuali Suriname dan Lampung merupakan daerah asal transmigran. Bola peluru besar berwarna hitam yang digunakan untuk membuka lahan. 2 bola peluru tersebut dikaitkan rantai untuk merobohkan pohon dengan diameter 50cm yang merupakan benda paling bersejarah di museum ini. Kawasan ini tentu dapat dijadikan alternatif liburan, edukasi, mapun rekreasi. Museum ini dibuka setiap senin-kamis pukul 0800- 14.00, jumat pukul 06.30-16.30, sabtu dan minggu libur dengan tiket masuk sebesar Rp.1000 untuk pelajar dan Rp.2000 untuk umum.(*Dini)
0 comments:
Post a Comment