Oleh : M. Fadhilla Perdana
Menjadi mahasiswa yang baik di bidang akademik
adalah kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk menuntut ilmu. Tujuan utama kita
sebagai mahasiswa adalah menimba ilmu, tapi jangan lupakan tugas pokok fungsi mahasiswa
yaitu sebagai agent of change, iron stock dan social control. Tiga fungsi itu yang
memang saat ini sering dilupakan seorang mahasiswa yang beranggapan mahasiswa hanya
harus belajar. Sikap pragmatis mahasiswa terhadap keadaan sekitar terkadang sulit
untuk menyatukan suara mahasiswa untuk berfikir kritis. Jangankan untuk berfikir
kritis tentang kondisi Indonesia saat ini, mengkritisi kondisi kampus untuk berdiskusi
bersama mungkin hanya segelintir mahasiswa yang hadir. Ingatlah bahwa kita adalah
kaum intelektual, mahasiswa punya posisi strategis daam mengkritis kebijakan pemerintah,
jangan selalu tunduk terdiam terhadap kebijakan yang dibuat. Disaat kebijakan itu
tidak berpihak kepada masyarakat kita wajib mengkritis hal itu, bantu masyarakat
untuk menyampaikan aspirasi mereka. Yakin lah pemimpin kita yang duduk di kuris
pemerintahan pasti mereka memiliki ide dan pemikiran yang luar biasa untuk membangun
membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat, mereka digaji dengan uang negara,
dan kita sebagai mahasiswa wajib mengawal kebijakan mereka. Tetapi jangan lupakan
ketika pemimpin kita membuat kebijakan yang dapat membngun Indonesia lebih baik
lagi, kita harus memberikan apresiasi kepada mereka. Tugas kita hanyalah mengawal
dan mengingatkan mereka saat berada di jalan yang salah.
Sebenarnya pemimpin hanyalah seseorang yang
dibebankan tanggung jawab lebih besar dalam membawa anggota nya untuk kemajuan kelompok
atau organisasi. Baik pemimpin di pemerintahan, organisasi, kampus atau di kelompok
belajar. Oleh karena itu, dengan adanya anggota yang memiliki hak berpendapat wajib
mengingatkan ketika pemimpin salah dalam mengambil keputusan, karena pada dasarnya
pemimpin hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Amamah yang dipikul seorang pemimpin adalah
amanah yang sangatlah berat, tanggungjawab yang besar harus dijalankan. Tetapi apalah
arti seoarang pemimpin ketika tidak ada rakyat, ketika rakyat nya tidak mendukung,
tidak setuju dengan pemimpin yang memimpin mereka.
Tidak tepat sebenarnya ketika seseorang yang
berani memutuskan dirinya sebagai pengemban amanah untuk menjadi pemimpin, karna
tanggungjawab bukan dicari melainkan tanggungjawablah yang mencari seseorang yang
tepat untuk dijadikan sebagai pengemban amanah atas dorongan dari pihak lain.
Ketika pemimpin membawa orang yang dipimpin
dalam kemaksiatan, maka neraka ganjarannya. Sedangkan pemimpin yang memimpin untuk
mencari Ridho-Nya dan membawa nya dalam kebaikan maka surga ganjarannya.
0 comments:
Post a Comment