Reporter : Fitri Astuti
Sukma_Polinela; Politeknik Negeri Lampung (Polinela) adalah perguruan tinggi vokasi di lampung.
terdiri dari 5 Jurusan dan 13 Program Studi. Politeknik yang mengutamakan
kemampuan praktek kerja lapangan yang membuat mahasiswa akan terampil didunia
pekerjaan. Teknologi Pangan merupakan salah satu Program Studi Politeknik
Negeri Lampung atau yang sering dikenal dengan TEPA (Teknologi Pangan),
mahasiswanya yang berkompetensi dalam meneliti dan mengolah makanan dan hasil
perkebunan Polinela.
Tepa yang setiap harinya bergulat dengan
bahan-bahan kebutuhan manusia, perkebunan dan pengolahan jenis makanan lainnya.
Semua kegiatan itu membutuhkan dana yang tak sedikit, mereka harus membeli
bahan-bahan yang segar, bermutu baik, untuk dianalisa dengan mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil
produk yang telah mereka uji seperti Nugget Ikan, Dendeng, Roti Basah dan
lain-lain. Tak jarang mereka menjual hasil hasil produknya kepada mahasiswa.
Hasil dari penjualan produk tersebut akan dikembalikan ke Lab. Pihak Lab sendiri memutarkan hasil
dari penjualan praktek tersebut untuk kebutuhan pembelian bahan-bahan
selanjutnya. Namun, saat ini Tepa
mengalami sedikit kendala dalam hal pendanaan biaya praktikum. Berbeda dengan
tahun lalu, praktikum Tepa berjalan dengan baik dari tahun ke tahun Program
Studi ini semakin banyak peminatnya, sehingga kuota mahasiswa Tepa bertambah.
Hal ini dapat diliat dari mahasiswa Tepa yang terdapat 2 kelas untuk semester 2
dan 4 serta ditambah lagi mahasiswa Pemda 1 kelas, sehingga mahasiswa yang
berada di Program Studi Teknologi Pangan begitu banyak.
Dengan mahasiswa Tepa yang bisa dikatakan
banyak, wajar saja dana praktek Teknologi Pangan kurang. Penambahan dana praktek yang hanya sekitar
10% dari dana tahun lalu, hanya untuk
mengantisipasi bahan praktek naik, inipun tak cukup untuk membeli kebutuhan
bahan praktek tersebut. Untuk memperoleh dana praktikum dosen harus merinci
kebutuhan biaya praktek perkepala mahasiswanya yang kemudian diajukan ke PJ
(Penanggung Jawab) mata kuliah yang kemudian diusulkan ke Kepala Lab dan
kemudian Akademik yang akan memberikan dana praktikum tersebut.
Dengan melalui
tahap yang sedikit rumit tersebut seharusnya dosen-dosen bisa memperkirakan
pengeluaran dana praktikum untuk semester genap ini dan sebelum nya telah
diberitahu bahwa akan ada mahasiswa baru dari Pemda. Dengan kekurangan dana
praktikum tersebut mahasiswa Pemda pun ikut merasakan sedikit kendala dalam
pendanaan kegiatan praktikum. Mereka menggunakan dana Reguler meskipun pada
akhirnya dana tersebut diganti oleh UPT. “Terkadang dosen Teknologi Pangan mengeluarkan biaya
untuk praktek kita, beliau membeli bahan sendiri untuk praktikum kita“, ujar
Yayuk Tri Rahayu salah satu mahasiswa Teknologi Pangan.
Dengan adanya
dosen yang seperti ini cukup membantu mahasiswa Tepa untuk melakukan kegiatan
praktikum. Perencanaan yang kurang matang tanpa mengubah dana Tepa dari tahun
lalu, mengakibatkan Kekurangan dana praktek yang terjadi dari minggu 12 sampai
dengan minggu ke 16.
Kepala Lab pun mengambil
kebijakan untuk mengurangi bahan-bahan praktikum, Hal ini juga menuntut
mahasiswa Teknologi Pangan untuk melakukan praktek secara Demostrasi dan
dialihkan ke Responsi. ”Kita penyelanggara pendidikan vokasi yang mengutamakan
keterampilan dan skill, jadi tolong deh dana praktek harus dipenuhi”, tuntas
Chandra selaku Kepala Program Studi. (*Tri Asdi)
0 comments:
Post a Comment