Sunday, July 5, 2015

Kurangnya Dana Praktikum Bagi Mahasiswa Tepa

Reporter : Fitri Astuti

Sukma_Polinela; Politeknik Negeri Lampung (Polinela) adalah  perguruan ting­gi vokasi di lampung. ter­­­diri dari 5 Jurusan dan 13 Pro­gram Studi. Politeknik yang mengutamakan kemampuan praktek kerja lapangan yang membuat mahasiswa akan te­rampil didunia pekerjaan. Teknologi Pangan merupakan salah satu Program Studi Politeknik Negeri Lampung atau yang sering dikenal dengan TEPA (Teknologi Pangan), mahasiswanya yang berkompetensi dalam meneliti dan mengolah makanan dan hasil perkebunan Polinela.
Tepa yang setiap harinya bergulat dengan bahan-bahan kebutuhan manusia, perkebunan dan pengolahan jenis makanan lainnya. Semua kegiatan itu membutuhkan dana yang tak sedikit, mereka harus membeli bahan-bahan yang segar, bermutu baik, untuk dianalisa dengan  mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil produk yang telah mereka uji seperti Nugget Ikan, Dendeng, Roti Basah dan lain-lain. Tak jarang mereka menjual hasil hasil produknya kepada mahasiswa. Hasil dari penjualan produk tersebut akan dikembalikan  ke Lab. Pihak Lab sendiri memutarkan hasil dari penjualan praktek tersebut untuk kebutuhan pembelian bahan-bahan selanjutnya. Na­mun, saat ini  Tepa mengalami sedikit kendala dalam hal pendanaan biaya praktikum. Berbeda dengan tahun lalu, praktikum Tepa berjalan dengan baik dari tahun ke tahun Program Studi ini semakin banyak peminatnya, sehingga kuota mahasiswa Tepa bertambah. Hal ini dapat diliat dari mahasiswa Tepa yang terdapat 2 kelas untuk semester 2 dan 4 serta ditambah lagi mahasiswa Pemda 1 kelas, sehingga mahasiswa yang berada di Program Studi Teknologi Pangan begitu banyak.
Dengan mahasiswa Tepa yang bisa dikatakan banyak, wajar saja dana praktek Tek­nologi Pangan kurang.  Penambahan dana praktek yang hanya sekitar 10% dari dana tahun lalu, hanya  untuk mengantisipasi bahan praktek naik, inipun tak cukup untuk membeli kebutuhan bahan praktek tersebut. Untuk memperoleh dana praktikum dosen harus merinci kebutuhan biaya praktek perkepala mahasiswanya yang kemudian diajukan ke PJ (Penanggung Jawab) mata kuliah yang kemudian diusulkan ke Kepala Lab dan kemudian Akademik yang akan memberikan dana praktikum tersebut.
Dengan melalui tahap yang sedikit rumit tersebut seharusnya dosen-dosen bisa memperkirakan pengeluaran dana praktikum untuk semes­ter genap ini dan sebelum nya telah diberitahu bahwa akan ada mahasiswa baru dari Pemda. Dengan kekurangan dana praktikum tersebut mahasiswa Pemda pun ikut merasakan sedikit kendala dalam pendanaan kegiatan praktikum. Mereka menggunakan dana Reguler meskipun pada akhirnya dana tersebut diganti oleh UPT. “Terkadang  dosen Teknologi Pangan mengeluarkan biaya untuk praktek kita, beliau membeli bahan sendiri untuk praktikum kita“, ujar Yayuk Tri Rahayu salah satu mahasiswa Teknologi Pangan.
Dengan adanya dosen yang seperti ini cukup membantu mahasiswa Tepa untuk melakukan kegiatan praktikum. Perencanaan yang kurang matang tanpa mengubah dana Tepa dari tahun lalu, mengakibatkan Kekurangan dana praktek yang terjadi dari minggu 12 sampai dengan minggu ke 16. 
Kepala Lab pun mengambil kebijakan untuk mengurangi bahan-bahan praktikum, Hal ini juga menuntut mahasiswa Teknologi Pangan untuk melakukan praktek secara Demostrasi dan dialihkan ke Responsi. ”Kita penyelanggara pendidikan vokasi yang mengutamakan keterampilan dan skill, jadi tolong deh dana praktek harus dipenuhi”, tuntas Chandra selaku Kepala Program Studi. (*Tri Asdi)




0 comments:

Post a Comment