Oleh: Tekat Karyono (Ketua Umum UKM
Al-Banna)
Rasulullah
SAW berkata: “Hendaklah engkau mengerjakan puasa, sebab tidak ada amal yang
sebanding dengannya”
Gelora
kebahagian kini menyelimuti setiap insan muslim yang merindukan kedatangannya.
Hadirnya merupakan inspirasi terbaik dalam perlombaan untuk memperbanyak amal.
Waktu yang tepat untuk memperbanyak bersyukur dan bertafakur. Ia merupakan
bulan percintaan sejati bersama Sang Ilahi Rabbi. Semua aktivitas yang bermanfa’at,
berganda-ganda pahala balasannya. bulanyang Allah berikan limpahan berkah dan
ampunan.
Ramadhan. Ya, kini ia kembali hadir
mengobati kerinduan setiap insan-insan perindunya. Rindu dengan lomba-lomba
perbanyak membaca Qur’an, nikmat didalam aktivitas solat malam, senyum
kenikmatan ketika hendak menjelang berbuka, dan kenikmat-kenikmatan lain yang
tak terhitung karena banyaknya. Oh, betapa hati-hati kita dibuat terpaut dengan
kehadiran Allah oleh bulan mulia ini. Pedagang kue, pengampas sayuran, petani,
pengangguran sekalipun merasa makmur dengan bulan ini. Wajar bila banyak orang
merindukan bulan ini.
Saudaraku, perlu kita ketahui bahwa
Allah menghadirkan bulan ini tentunya ada maksud dan tujuan. Diantara maksud
dan tujuannya adalah:
1. Berlomba-lomba meraih ampunan
“Barang
siapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas maka dosanya yang telah lalu
akan diampuni..”(H.R.Bukhori dan Muslim)
Maha
Rahmah dan Rohim-Nya Allah yang telah
menghadiahkan kita bulan ramadhan. Karena selain Ia menurunkan berjuta
keberkahan kepada kita, Ia juga menurunkan ampunan yang luas kepada setiap kita
manusia yang penuh dosa. Namun, itu semua tergantung ikhlas tidaknya kita
menjalani bulan ramadhan ini dengan keimanan karena Allah swt.
Setiap
kita pasti terdapat dosa, besar kecilnya dosa tergantung dengan apa-apa saja
kesalahan dan kelalaian yang pernah kita lakukan. Sebagai mahasiswa mungkin
pernah terselip kata-kata, perbuatan, dan tingkah laku yang kurang baik kepada
teman, dosen, dan saudara kita yang sehingganya memunculkan satu-dua atau lebih
dosa dihati kita. Dengan begitu sebelum dosa-dosa itu berkarat dan berakar dihati kita, kita
bersama-sama memanfaatkan momentum ramadhan tahun ini menjadi momen
perlombaanmenghapus dosa kita.
2. Berlomba meraih kebaikan
“setiap
amal anak Adam, satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat
sampai 700 kali lipat. Allah swt berfirman, “kecuali puasa...”(H.R. Bukhari dan
Muslim)
Setiap kebaikan, belipat-libat ganda
pahala dan balasannya. Namun berbeda dengan kebaikan puasa, “...sesungguhnya
puasa itu adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya...” firman Allah
lanjutan dari hadist diatas. Sungguh betapa besarnya kebahagian bagi setiap
insan yang dapat menjalan ibadah
puasanya dengan penuh keikhlasan dan hanya berharap balasan Allah swt. Karena
Allah langsung yang akan membalas kebaikan berpuasa yang dilakukannya.
Sebagai insan yang tak pernah luput dari
kelailaian dan kesalah dalam mengikhlaskan hati, maka perlu bagi kita di dalam
meraih kebaikan berpuasa ramadhan tahun ini untuk senantiasa ber-murakobahtullah
(merasa diawasi Allah), sehingga dapat konsisten meluruskan niat didalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas kebaikan berpuasa dibulan ramadhan.Sebagai
momentum terbaik untuk meningkatkan spirit kebaikan, mari bersama-sama kita
memaksimalkan kebaikan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
InshaAllah, dengan kita mengharap ampunan terhadap semua
dosa-dosa yang pernah kita lakukan, memaksimalkan kebaikan-kebaikan didalam
aktivitas berpuasa dibulan ramadhan tahun ini. Derajat ketaqwaan yang merupakan
predikat visi utama yang harus diperoleh agar kita menjadi orang-orang yang
beruntung. Sungguh tiada kenikmatan hidup didunia ini yang dapat melebihi
kenikmatan berdiri diatas podium kejuaraan orang-orang yang beriman dengan
memperoleh mendali ketaqwaan dari Allah swt. Karena Allah bersama orang-orang
beriman dan bertaqwa.
Selain dari 2 hal diatas tentunya masih terdapat banyak
maksud dan tujuan mengapa Allah menghadiahkan kita bulan ramadhan. Karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki. inshaAllah dilain waktu dan
kesempatan kita bahas kebali. Wallahu’alam bi’ashawab
0 comments:
Post a Comment