Monday, November 23, 2015

Gajah Lampung Icon Kota Berseri

Reporter: Reni Aprillia

Keragaman Indonesia tersebar dari sabang sampai marauke, seperti keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, maupun bahasa. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaaan berbeda-beda satu sama lain. Masing-masing daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya yang memperlihatkan ciri khasnya seperti pakaian adat, bentuk rumah, tarian, kerajinan, bahasa dan tradisi lainnya.
Lampung salah satu suku bangsa yang memiliki ciri khas tersendiri. Lampung tidak hanya terkenal dari segi wisata ataupun kuliner, namun budaya lampung juga kini telah terdengar oleh masyarakat indonesia. Budaya lampung yang unik menjadikan para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan interlokal tertarik untuk mengenal lebih dalam budaya lampung.
Selain siger dan tapis yang tak kalah menarik adalah gajah lampung yang menjadi ciri khas dari kota berseri ini. Hal ini tentunya tak akan terlewatkan dari pandangan para seniman. Selain menyalurkan bakat, mereka juga dapat meraih keuntungan dari budaya lampung ini. Melalui tangan-tangan kreatif para seniman, budaya lampung disulap menjadi suatu kreatifitas yang memiliki nila seni dan bermutu tinggi, seperti kerajinan gajah salah satunya. Oleh sebab itu pula kerajinan ini dapat dijadikan sebagai souvenir atau cindra mata bagi wisatawan yang berkunjung ke lampung sebagai ciri khas kota lampung.
Seperti salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri kreatif ini.
Sanggar Wisnu adalah nama perusahaan yang menyediakan produk dengan mengangkat budaya atau keunggulan dari daerah lampung, patung gajah yang merupakan icon daerah lampung salah satunya.
Perusahaan yang dipimpin I Made Karma sejak tahun 1991 tidak pernah berhenti berproduksi. Perusahaan ini berlokasikan di Jalan. Cindrawasih No.5B Kelurahan Banjarsari, Metro Utara, Lampung.
Sanggar Wisnu berkonsentrasi pada bentuk-bentuk trimatra atau 3 dimensi seperti figur-figur gajah sebagai komoditif, tetapi juga menerima order berwujud trimatra lainnya sesuai pesanan seperti papan nama, stand meja, area-area penghias taman serta relief dokumenter, bahkan tugu penghias kota merupakan produk-produk diantaranya. Bahan yang digunakan dalam kerajinan inipun sebagian besar berbahan baku dari kayu-kayu lokal seperti kayu jati, mahoni, dan kayu eboni yang dapat diperoleh dari masyarakat sekitar tempat usaha. Terkadang juga menerima pesanan berbahan baku pasir dan semen, fiber glass, dan perunggu.
Untuk menghasilkan kerajinan gajah yang baik dan indah I Made Karma tidak menemui kesulitan apapun. Ia dan karyawannya hanya menggunakan imajinasi yang fantastik dan menerapkannya dengan cara memahat secara langsung bahan-bahan yang kemudian membentuk patung gajah 2 dimensi ataupun 3 dimensi, namun sesekali dapat dibantu dengan sketsa yang kemungkinan kecil dilakukannya.
Tak ada gading yang tak retak, walaupun tak menemui kesulitan dalam pembuatan patung, namun kendala tetaplah kendala. Kendala tetap akan ada dalam setiap usaha, dan kendala dalam perusahaan ini adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada untuk memenuhi produk-produk permintaan pasar. Sanggar Wisnu hanya memiliki karyawan tetap sebanyak 7 orang dan karyawan lepas sebanyak 3 orang yang dipanggil jika dibutuhkan ada pesanan banyak dan mendesak.
Target pasar akan diberlakukan kepada setiap orang yang bertandan kelampung. “Setiap yang berkunjung kelampung ia akan memerlukan kenang-kenangan atau cindra mata, nah cindra mata itulah yang akan kami suguhkan yaitu khas lampung seperti gajah dan kain tapis,” ujar I Made Karma.
Wisatawan lokal maupun mancanegara merupakan sasaran utama, namun sejauh ini masih didominasi oleh wisatawan dan tamu-tamu negara yang sedang berkunjung kelampung. Hotel-hotel menjadi salah satu sarana pemasaran yang sangat efektif, ini dikarenakan wisatawan yang berkunjung biasanya menggunakan hotel sebagai tempat interpretasi yang didapat didaerah lampung. “Sampai luar negeripun ada, namun saya tidak mengirim langsung, hanya seperti pertukaran pelajar atau mereka yang kunjungan lembaga,” pungkasnya.
Beberapa negara yang sudah mengenal kerajinan gajah lampung ini mencangkup daerah Asia Tenggara, Jepang, Cina, Belanda dan Amerika secara parsial.
Semoga nantinya kerajinan yang mengangkat unsur lokal dan unsur budaya ini dapat menambah jumlah wisatawan yang berkunjung baik dalam maupun luar negeri kelampung dan dapat menjadikan budaya lampung lebih dikenal dan dicintai oleh masyarakat Indonesia.

0 comments:

Post a Comment