Monday, December 19, 2016

MPM KBM Polinela

Oleh : Tyas Dwi Chintya

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung (MPM KBM POLINELA) merupakan lembaga Perwakilan mahasiswa yang berkedudukan sebagai lembaga Organisasi mahasiswa tertinggi di Politeknik Negeri Lampung sesuai dengan AD pasal 15 dan ART pasal 8. Dalam peranannya MPM hampir menyerupai peran MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sebagai fungsi yudikatif dalam hal check dan balance Badan Eksekutif Mahasiwa dan lembaga kemahasiswaan serta fungsi legislatif dalam menetapkan undang-undang Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung.
Tugas dan wewenang MPM secara umum berdasarkan Garis Besar Haluan Kerja Majelis Permusyawaratan Mahasiswa  diantarannya:
  1. Mengubah dan menetapkan AD/ ART KBM Polinela dan UU yang berkaitan dengan Keluarga Besar Mahasiswa Polinela.
  2. Membahas dan menetapkan Garisgaris Besar Haluan Kerja Organisasi (GBHKO) KBM Polinela.
  3. Mengawasi dan mengontrol kinerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui komisi yang ada di MPM.  
  4. Melantik dan mengesahkan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa yang terpilih serta mencabut mandat dan memberhentikan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa, dari masa jabatannya bila melanggar AD/ART dan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
  5. Memberikan sanksi atau hukuman terhadap Ormawa yang ada di Polinela jika terbukti bersalah melanggar AD/ART dan Tata tertib Ormawa dan Tata tertib Mahasiswa. 
  6. Menyerap aspirasi mahasiswa berkaitan dengan pelaksanaan AD/ART KBM Polinela. Dalam pelaksanaan tugas MPM mengadopsi teknik-teknik yang ada di lembaga legislatif Negara seperti teknik persidangan. 

Selain itu untuk membantu dalam melaksanakan tugasnya MPM terbagi dalam 4 komisi yang memiliki peran dan fungsi masing-masing yaitu:
  1. Komisi I Adalah komisi dalam MPM yang memiliki ruang tugas dibidang perundang- undangan serta mengkaji dan memasyarakatkan perundangundangan yang telah ditetapkan. 
  2. Komisi II Adalah komisi dalam MPM yang memiliki ruang tugas dibidang anggaran atau dana diantaranya menyusun rancangan anggaran pendapatan dan Belanja Ormawa (APBO) serta menetapkan alokasi anggaran pendapatan Ormawa. 
  3. Komisi III Merupakan komisi di bidang pengawasan  diantaranya mendata dan mencari informasi    (investigasi) dilingkungan civitas akademika terhadap pelaksanaan program kerja BEM, UKM dan HIMA serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Ormawa, serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya.  
  4. Komisi IV  Merupakan komisi dibidang kemahasiswaan diantaranya Mengakomodir aspirasi Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung, Melakukan investigasi terhadap keberadaan kondisi internal dan eksternal kampus dan Memberikan pembelaan kepada Mahasiswa yang membutuhkan. 
Keanggotaan MPM terdiri dari mahasiswa yang merupakan perwakilan dari fraksi dimasing-masing jurusan yang dipilih melalui Pemilihan Umum Raya (PEMIRA).
Hak MPM antara lain :
  1. Mempunyai hak angket, budget, inisiatif dan interpelasi. 
  2. Meminta pertanggung jawaban Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa sewaktu-waktu bila dianggap perlu.
  3. Menerima, menimbang dan mengesahkan pengajuan pembentukan Badan Otonom di POLINELA. Hak MPM ini tentunya merupakan hak yang digunakan untuk kepentingan mahasiswa. Karena dalam prosesnya banyak hal maupun penerapan kebijakan yang tidak sesuai. Maka dari itu peran MPM sangat penting untuk tetap menjaga stabilitas kepemerintahan kampus agar sesuai dengan koridornya masingmasing.
Selain melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai anggota dewan kampus, MPM KBM POLINELA juga tergabung dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI). MPM KBM POLINELA adalah sub bagian dari kepengurusan FL2MI yang berada diwilayah Sumatera Bagian Selatan sebagai Sekretaris Umum wilayah dan koordinator Bidang Internal, dan tergabung dalam kepengurusan kordinator daerah Lampung sebagai Bendahara daerah dan koordinator bidang Internal. Kepengurusan FL2MI POLINELA  dibidangi oleh wakil eksternal MPM. Adapun program kerja yang telah dilaksanakan oleh MPM POLINELA meliputi :
  1. Sidang Istimewa, dilakukan untuk pemilihan ketua MPM sekaligus pelantikan Ketua terpilih Yudi Hidawan fraksi Ekonomi dan Bisnis. 
  2. Sidang Paripurna pelantikan presiden dan wakil presiden mahasiswa terpilih Tata Rizky Wandi beserta wakilnya Eep Suhada.
  3. Sosialisasi undang-undang Keluarga Besar Mahasiswa POLINELA.
  4. Lokakarya keuangan Organisasi Mahasiswa, yang diselenggarakan oleh komisi II, sebagai dasar dan acuan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Ormawa (APBO).
  5. Reses ke masing-masing jurusan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengakomodir aspirasi mahaasiswa di tiap-tiap jurusan. 
  6. Sidang pleno, dilakukan untuk mengkaji system perundang-undangan KBM POLINELA meliputi Garis Besar Haluan Kerja MPM  dan Undang-Undang Pemilihan Umum Raya.
  7. Sidang paripurna Penetapan Undang-Undang, dilakukan untuk menetapkan konstitusi berupa hasil revisi undang-undang GBHK MPM dan Undang-undang PEMIRA.
  8. Sidang paripurna pengajuan Riset POLINELA sebagai UKM Percobaan.
  9. Upgrading dan outbond keanggotaan MPM bertujuan mempererat keanggotaan serta memberikan pemahaman terhadap keangotaan untuk lebih memahami fungsi dan perannya sebagai anggota majelis. 
  10. Sidang paripurna setengah periode, dilakukan untuk melakukan penilaian Laporan Pertanggung Jawaban Badan Eksekutif Mahasiswa selama kurun waktu 6 bulan berjalan. 
  11. Sidang paripurna pemilihan ketua umum MPM POLINELA dilakukan untuk pemilihan ketua baru MPM sekaligus pelantikan Ketua terpilih Tyas Dwi Chintya fraksi Budidaya Tanaman Perkebunan. 
  12. Sidang evaluasi, dilakukan untuk mengevaluasi keanggotaan di masing-masing fraksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja dan roda organisasi MPM POLINELA. 
  13. Rapat Koordinasi Wilayah Sumbagsel (RAKORWIL) setelah sebelumnya MPM POLINELA terpilih menjadi tuan rumah diajang kegiatan tahunan ini, kegiatan ini bertujuan untuk Menjalin silaturahmi dan memperkuat konsolidasi antar Forum Legislatif se-Sumbagsel, Menghasilkan program kerja serta pembentukan kepengurusan FL2MI wilayah Sumbagsel serta Mengakomodir aspirasi lembaga mahasiswa sebagai upaya pengawasan isu-isu strategis di Sumbagsel. 
  14. Training Legislatif II yang diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan Rakorwil dengan mendatangkan pemateri-pemateri dalam skala pusat dan wilayah dengan tujuan untuk  meningkatkan  kemampuan Delegasi/Perwakilan  Lembaga  Legislatif   Mahasiswa  Perguruan Tinggi dari Perguruan Tinggi yang tergabung dalam aliansi strategis FL2MI Sumbagsel. 

Adapun program kerja yang masih dalam tahap proses pelaksanaan meliputi :
  1. Pemilihan umum raya untuk melakukan pemilihan calon presiden mahasiswa, calon gubernur dan wakil gubernur himpunan mahasiswa jurusan serta anggota legislatif MPM POLINELA. 
  2. Sekolah legislatif, dilakukan untuk memberikan pembelajaran secara langsung peranan, struktural maupun sistem yang dibuat oleh anggota dewan legislatif Negara dalam mengimplementasikan sebagai wakil rakyat. 
  3. Sidang umum MPM yaitu sidang yang diadakan untuk menilai laporan pertangungg jawaban Badan Eksekutif Mahasiswa secara keseluruhan yang menandakan berakhirnya pemerintaahan lama dan dibukanya pemerintahan baru KBM Polinela.

Taman Nasional Way Kambas

 Reporter:  Cinde Melati 
                  Reni Aprillia
                  Hendri Kurniawan
                  Ikhwan  Sholihan Ulfi

Sukma_Polinela; Lampung, sebuah Provinsi yang letaknya paling Selatan di wilayah Sumatera. Lampung memiliki objek wisata yang beragam, wisata alam dengan panorama yang memukau menjadi objek wisata yang dominan hingga Lampung dapat dijadikan destinasi untuk liburan. Mulai dari pantai, air terjun, gunung, dan tempat wisata lainnya, Lampung juga terkenal dengan gajahnya.
Populasi gajah di Indonesia paling banyak terdapat di wilayah Lampung, di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) tepatnya. Taman Nasional Way Kambas terletak di Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur. Disinilah lokasi perlindungan satwa gajah Sumatera yang dari hari ke hari populasinya makin berkurang. TNWK didirikan pada tahun 1985 dan merupakan sekolah gajah pertama di Nusantara. Sejak tahun 1970an, Presiden kedua Republik Indonesia Bapak Soeharto melakukan Transmigrasi penduduk dari Jawa ke Sumatera hingga pada tahun 1980an terjadi konflik gajah dengan manusia dan dibentuklah Operasi Ganesha untuk menghalau kawanan gajah kurang lebih 300 ekor dari daerah transmigrasi Air Sugihan Sumatera Selatan ke Padang Sugihan yang dipimpin Bapak Emil Salim selaku Pimpinan Operasi Ganesha.
Panglima Kodam Sriwijaya yang juga Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban Daerah
(Pangkopkamtibda) Sumsel, Brigadir Jendral Try Sutrisno dan Komandan Lapangan Letkol I Gusti Kompyang Manila. Sebanyak 300 ekor gajah berhasil dihalau masuk ke area hutan seluas 40.000 ha. Sebagian gajah berhasil keluar dari Air Sugihan sehingga Prof. Dr. Ir. Rubini Atmawidjaja selaku Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) mencanangkan pembangunan Pusat Latihan Gajah (PLG) di Indonesia dengan membawa gajah-gajah liar untuk dijinakkan sekaligus diberikan pelatihan. 
Ada tiga program untuk menjinakkan gajah. Program tata liman adalah menata gajah, dilanjutkan program bina liman dan guna liman. Setelah ditata gajah-gajah ini dibina agar tidak liar, dan setelah jinak, gajah diajari keterampilan agar bisa melakukan atraksi yang tujuannya menghibur orang banyak. Dan hingga sekarang Taman Nasional Way Kambas masih berdiri. Taman Nasional Way Kambas dengan luas area 12000 Ha saat ini dikenal dengan Pusat Konvservasi Gajah (PKG), dimana disini gajahgajah yang ada dirawat dan dilatih. Gajah yang terdapat di TNWK ini merupakan gajah asli Sumatera yang nama latinnya Elephas Maximus Sumatranensis, ukuran gajah ini cenderung lebih kecil berbeda dengan gajah Afrika. 
Gajah yang dijinakkan di TNWK tidak semuanya asli berasal dari Way Kambas, ada yang berasal dari Liwa, Lampung Barat dan  Gunung Madu. Karena banyaknya areal perkebunan maka banyak pula hutan yang ditebang sehingga gajah kehilangan habitat kemudian dipindahkan ke TNWK. Saat ini gajah yang terdata mencapai 66 ekor, jumlah tersebut merupakan gajah yang sudah dijinakkan oleh mahut (pawang gajah), namun 14 ekor gajah ditempatkan diperbatasan daerah yang dekat dengan penduduk untuk mencegah gajah liar masuk kepemukiman, karena masih ada sekitar 250 ekor gajah liar yang berada diareal TNWK. Selain gajah, TNWK juga melindungi berbagai satwa liar seperti harimau sumatera (panthera trigis), tapir (tapitis indicus), rusa kembang, monyet, beruang, dan badak sumatera. Satwasatwa tersebut dibiarkan liar, namun masih dalam pengawasan penjaga apabila
memasuki area-area yang  padat penduduk. Untuk fasilitas yang ada, TNWK memiliki kantin, toilet, musholla, dan ada juga penjualan souvenir khas TNWK untuk bisa dibeli para wisatawan. Para pengunjung juga dihibur dengan atraksi para gajah dan pengunjung juga dapat berkeliling diwilayah TNWK dengan menaiki gajah. Selain itu TNWK juga memiliki rumah sakit khusus untuk gajah, rumah sakit ini mulai dibangun pada tahun 2010 namun baru beroperasi pada 15 November 2015 dikarenakan lambatnya pembangunan dan pengadaan fasilitas untuk menunjang berjalannya kegiatan di rumah sakit tersebut. Bahkan rumah sakit ini belum berfungsi penuh karena listrik belum masuk ke areal ini dan saat ini baru ada PLN, jadi PLN masuk ke Way Kambas saja karena adanya rumah sakit ini dan sebelumnya masih menggunakan genset, “Dikhawatirkan peralatan rumah sakit yang mahal akan rusak kalau listrik masih mati-mati”, begitu keluh dokter Dedi.
Menurut dokter Dedi sekarang pengobatan untuk para gajah jauh lebih mudah, dulu sebelum adanya rumah sakit pengobatan dilakukan dimana saja, di pohon ataupun di hutan juga langsung ditemukannya gajah yang terluka, “Memang sulit, selain tempat peralatan juga seadanya, ya makanya dibangun rumah sakit ini”, Ujarnya. Penyakit yang paling sering diderita oleh gajah adalah gangguan pencernaan karena gajah hanya memiliki lambung tunggal dan juga luka karena berkelahi dengan gajah lainnya atau terkena kayu dari hutan. Pada tahun 2014, 4 ekor gajah mati dan pada tahun ini hanya ada seekor gajah yang mati, dan itu disebabkan oleh penyakit hervest veres yang menular kesesama gajah. Penyakit pada gajah sulit di diagnosa pada awalnya, oleh karena itu dilakukan pengecekan rutin untuk setiap gajahnya, dan karena keterbatasan sering kali dokter hanya mengandalkan informasi dari mahut. Untuk satu ekor gajah dirawat oleh satu mahut, dan di TNWK ini ada 2 dokter yang bertugas yaitu dokter Dedi dan dokter Hesti, dan dibantu oleh 4 orang paramedis.  “Karena gajah hewan besar maka biayanya juga besar”, Begitu kata dokter Dedi. Untuk gajah yang kecil yang berukuran 400kg,  jika sakit bisa menghabiskan dana 10-15 juta/hari. Sedangkan dana dari pemerintah hampir tidak ada walaupun TNWK ini milik pemerintah sehingga para pengelola mencari sponsor sendiri ke LSM dan rata-rata tempat untuk satwa liar dikelola oleh NGO, sedangkan TNWK kini bekerja sama oleh Taman Safari Indonesia dan Australia Zoo, “Kalau orang Indonesia gak ada yang peduli, maunya gratisan haha dan pemerintah sudah support tapi kurang maksimal”, Canda dokter dedi. Untuk perawatan gajah dokter melakukan pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Saat ini TNWK juga bekerja sama dengan Balai Veteriner Lampung untuk pemeriksaan terhadap gajah. Saat ditanya tentang harapan dokter Dedi untuk TNWK beliau menjawab untuk tidak prihatin, optimis saja karena pemerintah banyak yang diperhatikan, nomor satu kesehatan dan pendidikan, sedangkan konservasi nomor 32, kalaupun kelist dalam daftar. “Apa yang pemerintah beri disyukuri kalau tidak ada ya dicari, para pengelola selalu berusaha dan buktinya kami bisa sampai sekarang”, Begitu katanya. Alam beserta isinya merupakan suatu warisan dari Tuhan yang seharusnya kita jaga, bukan hanya Dinas Kehutanan ataupun yang terlibat, namun seluruh makhluk hidup terutama manusia. Karena jika alam sudah rusak, banyak dampak yang ditimbulkan tidak hanya kepada makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan namun akan berdampak lebih besar kepada manusia, jadi mari kita tumbuhkan kesadaran untuk tidak merusak ataupun mengambil milik alam.(*Dini)

Apa Sih STREET WORK OUT...???

Reporter : Linda Puspita Sari

Sukma_Polinela; Street work out Polinela adalah komunitas yang terdapat di Polinela dibawah naungan  dari street work out Lampung dan diatas Lampung ada juga steer work out Indonesia. Untuk streer work out Indonesia mempunyai cabang yang cukup banyak misalnya street work out Palembang, street work out Jakarta, street work out Lampung, dan lain sebagai nya. Untuk street work out Lampung memiliki cabang seperti di Saburai, IAIN, UNILA, SEMANSA 1 dan  Polinela. Untuk Polinela ini baru dimulai sekitar tanggal 31 Oktober 2016, awalnya hanya sekedar latihan di UNILA tetapi karena banyak yang berminat ingin ikut dan banyak juga yang mengusulkan untuk berdiri di Polinela  akhirnya street work out pun ada juga di Polinela. 
Motivasi awal nya hanya ingin mendapatkan tubuh yang sehat dan ideal bagi beberapa orang didalamnya. Tetapi dikarenakan street work out mempunyai kelebihan yang baik bagi tubuh akhirnya banyak yang mengikuti komunitas ini, awal berdiri street work out Polinela hanya Afandy, Bangkit, Linda. Sampai saat ini street work out Polinela sudah mempunyai anggota sekitar 15 orang, “Untuk  jadwal latihan setiap senin sampai jum’at sore setelah jam perkuliahan selesai”, Ungkap Afandy saat ditemui salah satu reporter sukma. “Untuk saat ini street work out Polinela pakum sampai batas waktu yang tidak ditentukan, sampai semua anggota tidak sibuk dengan PUM (Proyek Usaha Mandiri) namun kemungkinan sekitar dua minggu lagi akan berjalan normal untuk latihan lagi”, Tambah afandy menjelaskan. Untuk masalah perizinan dari kampus Polinela, komunitas street work out ini tidak mengajukan perizinan karena street work out ini hanya sekedar komunitas yang hanya kumpul-kumpul dan tidak mengganggu kegiatan lain. Sampai saat ini kendala  yang didapatkan hanya tidak adanya tiang bar untuk latihan laki-laki karena tiang bar sangat membantu latihan untuk penaikan masa otot, untuk wanita tidak ada kendala dikarenakan wanita tidak menggunakan tiang bar sebab wanita biasanya hanya ingin menurunkan berat badan saja. Komunitas street work out ini tidak mematok usia dan gender jadi, siapapun bisa ikut distreet work out ini dan yang paling penting komunitas ini tidak memungut biaya atau registrasi yang khusus untuk yang ingin ikut tetapi benturan dengan jadwal kuliah yang padet tidak perlu khawatir karena kita bisa latihan dirumah dengan patokan menu yang didapat sesuai dengan tujuan kita mengikuti street work out ini. Saat ini street work out sendiri telah memiliki instagram yaitu streetworkoutlampung sebagai informasi lebih lanjut
mengenai street work out dapat membuka instagramnya.(*Dini)

JALAN TOL YANG AKAN MEMAJUKAN KEHIDUPAN DI SUMATERA

Reporter  : Obby mayhendra
                  Selvy wilandari
                  Ponijah
                  Aldi fery ramadhan
  
Sukma_Polinela; Ruas jalan tol trans Sumatera bakauheni-terbanggi besar sepanjang 140 KM terus dikebut pembangunanya. Jalan tol trans Sumatera adalah jaringan jalan tol sepanjang 2.818 KM di Indonesia adalah salah satu ruas jalan terpanjang di Sumatera dan di Indonesia. Rencananya jalan ini akan mengubungkan kota-kota di Pulau Sumatera seperti Lampung hingga Aceh. Pada tahun 2012 jalan  tol ini dianggarkan atau diperkirakan memakan biaya sebesar Rp.150 triliun. “Dengan adanya jalan tol yang menghubungkan kota-kota di Sumatera ini lah diharapkan kehidupan pulau Sumatera bisa  menyamai kehidupan kota-kota di Pulau Jawa”, Pungkas, salah satu pekerja yang ditemui di proyek jalan tol LampungSelatan . Saat ditemui dilapangan salah seorang perkerja memberikan informasi bahwa ruas prioritas yang telah resmi ditetapkan pemerintah di Lampung iyalah sebagai berikut : Seksi 1 : Bakauheni - Babatan (38 KM ) Seksi 2 : Babatan – Tegineneng (59 KM ) Seksi 3 : Tegineneng – Terbanggi besar ( 42 KM ) Ketiga prioritas ruas jalan tol itu saat ini sedang dalam pembangunan yang sebagian ruas jalan di daerah Lampung Selatan sudah tahap pengecoran dan pembuatan jalan beton. Target pengoprasian jalan tol ini diperkirakan pada tahun 2019 sudah dapat digunakan. Saat ini di area proyek banyak para pengunjung yang khususnya berasal dari anakanak remaja yang beramai ramai datang untuk sekedar mengambil foto di sekitar proyek, menurut salah seorang pengunjung yang datang ke area pembangunan jalan tol Sumatera mengatakan, “Jalan tol trans Sumatera tempatnya bagus untuk background foto apa lagi dengan adanya jalan selebar dan sepanjang ini sangat bagus untuk hasil photo kami”, dan juga banyak harapan yang dinantinantikan oleh setiap warga yang datang berkunjung, salah satu harapan yang dipaparkan oleh seorang pengunjung saat ditemui di area proyek “Semoga cepat selesai proyek ini agar memudahkan warga dalam berpergian dan akses perjalanan semakin bermanfaat untuk kedepannya”.(*Dini)

Seni lukis yang tidak ada matinya

Reporter: Reni Aprillia 

Sukma_Polinela; Perkembangan teknologi membuat setiap orang tidak berhenti  untuk berkreasi, dengan perkembangan teknologi inilah hal yang hampir sulit dilakukan menjadi mudah untuk dilakukan. Hampir semua aspek kehidupan mengalami perkembangan teknologi, mulai dari kebutuhan pangan, sandang, dan bahkan papan juga ikut mengalami perubahan seiring bertambahnya waktu. Perkembangan teknologi mungkin akan sampai nanti tidak akan berhenti menularkan ide-ide baru dan hampir pasti karya-karya jadul (lama) akan tergerus oleh zaman.    
Hal ini memang tidak dapat kita hindari di zaman yang yang maju ini, karya-karya lama mungkin akan dianggap kuno ataupun akan dianggap karya sejarah yang nantinya akan dikenang sebagai karya hebat pada zamannya. Namun tidak demikian dengan seni, seni sampai kapan pun tidak akan tergerus zaman.  Karya seni yang satu ini mungkin salah satu jenis karya seni jadul, tetapi tidak akan tergerus zaman sampai dengan kapan pun, sebuah karya seni lukis dengan menggunakan tangan yang saat ini mungkin jarang digunakan, tetapi memiliki nilai seni yang tinggi, atau bahkan bisa mengalahkan karya seni zaman modern saat ini dan juga memang menjadi primadona pada zaman dahulu, dikarenakan setiap seseorang ingin mengabadikan suatu momen atau kenangan hal yang akan dilakukan adalah mengekpresikan apa yang dirasakannya dengan sebuah lukisan. Hal ini lah yang membuat sebuah karya seni lukis menjadi bisa dibilang satusatunya saran bagi setiap orang untuk mengingat momen apa saja dalam dirinya. Masih banyak orang-orang yang mampu berekpresi dengan karya lukis ini, salah satunya adalah Wahyu (20), seorang remaja kelahiran Metro yang telah menekuni profesi ini sampai saat ini.  Berawal dari melihat pamannya yang pandai melukis, ia terinspirasi dan terus mengasah kemampuannya dalam menggambar, sampai dengan saat ini ia telah beberapa kali mengikuti kontes menggambar. 
Sudah banyak karya lukis yang Wahyu buat, mulai dari hitam putih sampai dengan berwarna, mulai dari konsumsi sendiri maupun orang-orang yang memesan.  Wahyu pun memulai memasarkan usahanya ini melalui salah satu media sosial, ada juga yang melihat secara langsung. Karya hitam putih banyak diminati oleh konsumen Wahyu, ia berujar bahwa lukisan hitam putih memiliki nilai lebihnya “Lukisan hitam putih lebih artistik dan kesannya lebih dapat, lalu sketsa dan goresannya lebih enak dilihat”. Dalam pembuatannya memang membutuhkan waktu yang lama, bisa mencapai satu minggu hal itu terlihat dari seberapa sulit gambar yang ia terima dari konsumen.  Wahyu beranggapan, dengan melukis ia dapat menghilangkan rasa penat yang muncul dalam kesehariannya, “Ada nilai lebihnya dalam pembuatan selama berharihari, sambil melukis bisa juga menenangkan hati, sekaligus menghilangkan bosan”, Tambah Wahyu.
Bahan-bahan dalam pembuatan lukisan ini disediakan sendiri oleh Wahyu, mulai dari kertas A4 atau A3 sesuai pesanan, pensil yang juga terdiri dari beberapa pensil khusus untuk menggambar, pensil warna, serta bingkai foto juga telah disiapkan. Dimulai dari hobi, sebuah usaha pun bisa dijalani. Bermula dari  keinginan seorang Wahyu yang terinspirasi seseorang, ia bisa mendapat apa  yang selama ini tidak ia duga.  Terkadang kita berfikir, apa yang selama ini kita anggap tidak mungkin, akhirnya akan mungkin   terjadi. Merasa tidak terlalu percaya diri dengan karyanya, ternyata Wahyu bisa mencapai apa yang selama ini tidak ia duga. Perubahan zaman ternyata tidak berpengaruh terhadap dunia seni, sampai kapan pun seni tidak ada matinya.(*Dini)

Kenali Lebih dekat Taman Budaya Lampung

Reporter : Abiyya Khansa Althaf A.

Sukma_Polinela; Taman Budaya Lampung merupakan tempat pengolahan seni atau Unit Pelaksanaan
Teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung yang berdiri sejak tahun 1995.    Taman
Budaya Lampung yang terletak di Jalan Cut Nyak Dien, Palapa, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung  ini pada tahun 1995 sampai tahun 2000 berada dibawah pimpinan Direktorat Kesenian dan Kebudayaan Provinsi Lampung. 
Pada tahun 2001 sampai 2007, Taman Budaya memasuki Era Otonomi Daerah sehingga diserahkan kepada pemerintah Provinsi Lampung dan menjadi Unit Pelaksanaan Teknis dibawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Kemudian tahun 2008 sampai 2014 Taman Budaya  menjadi Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung, barulah pada  tahun 2015 Taman Budaya kembali dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Taman Budaya memiliki tugas dan fungsi sebagai Laboratorium Seni, yaitu sebagai tempat pengkajian tentang seni, tempat informasi seni, dan juga sebagai tempat memfasilitasi seni seperti tempat berlatih, memproduksi karya, dan menampilkan hasil karyanya tersebut. Kebudayaan Lampung juga tak kalah eksis di kancah Nasional. 
Ada beberapa prestasi di tingkat nasional, seperti Tari Kreasi dan Teater. Prestasi di bidang Teater yaitu mendapatkan penghargaan Pameran Terbaik, Peran Pembantu Terbaik, dan Poster Terbaik. “Terakhir kali kemarin penghargaan dipersembahkan oleh paduan suara dari SMAN 2 Bandar Lampung dalam rangka Kompetisi Paduan Suara di Bali dengan membawakan lagu-lagu Khas Lampung, Nasional, dan Lagu Barat”, Ujar Yusuf Rusman sebagai Kepala Taman Budaya Lampung. Taman Budaya juga memiliki beberapa fasilitas seperti gedung pusat olah seni, gedung pameran, gedung fungsional, gedung teater tertutup, dan gedung teater terbuka serta memiliki wisma seni untuk para seniman yang bermalam di Taman Budaya. ”Acara yang diadakan disini sudah tak terhitung banyaknya, baik kegiatan yang diadakan Taman Budaya sendiri, kemudian dinas instansi lain, sanggar, serta komunitas, seperti tiap tahun ada namanya Liga Teater tingkat SMA se-Lampung, kemudian Liga Tradisi, Orkestra Lampung, dan Festival Tari Kreasi Lampung yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Lampung. 
Sedangkan kalau masalah tarif pemakaian gedung, disini kita ada yang namanya distribusi penggunaan gedung pemerintah karena itu ada PERDA-nya, seperti gedung teater tertutup ini kontribusinya hanya lima ratus ribu”. Ungkap Yusuf  Pada Tahun 2016 Lampung mendapatkan ‘Penetapan Warisan Budaya Tak Benda’ dari pemerintah yaitu suatu karya budaya yang sudah menjadi identitas dari masyarakat Lampung seperti Seni Warahan Lampung (Sastra Lisan Lampung) yang isinya petuah dan nasihat khas Lampung, kemudian Kiceran (Prosesi Adat) yang ada di Pesisir Barat, Tuping Lampung yang berasal dari Lampung Selatan, dan ada Tenun Ikat Inuk serta Tenun Maduwaro yang merupakan seni ragam hias Lampung. “Seperti saat ini sedang diadakan gladi resik Seni Petunjukan yaitu kolaborasi antara musik tradisi, warahan, dan tari dengan judul ‘Nyanyian Teluk Kiluan’ untuk dikemas menjadi seni pertunjukan dan dipersembahkan dalam acara Temu Karya Taman Budaya  SeSumatera di Jambi pada tanggal 19 dan 22 November 2016, selain itu kita juga akan mempersembahkan Pameran Seni Rupa denga   n mengirimkan tujuh karya seni rupa Lampung terbaik”, tuntasnya, (16/11/2016).   
Kepala Taman Budaya Lampung berharap kepada pemerintah agar Taman Budaya ini menjadi rioritas utama dari prioritas yang lainnya untuk mengembangkan Kebudayaan Lampung.*(Erlin)

LAMPUNG MEMILIKI MUSEUM NASIONAL KETRANSMIGRASIAN

Reporter :  Nazhifatu Wanisyyah
                  Tika Damayanti
                  Yeni Meliyani

Sukma_Polinela; Museum  nasional ketransmigrasian tergolong menarik untuk dikunjungi kerena merupakan museum yang memberikan pembelajaran mengenai sejarah ketransmigrasian. Di tempat ini dapat dilihat berbagai rekam jejak awal transmigrasian asal Jawa di zaman kolonial hingga koleksi benda bersejarah lainnya.  Museum ketransmigrsian Lampung terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jarak Museum Transmigrasian dari Bandar Lampung sekitar 20 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Museum Transmigrasi ini berupa bangunan megah berlantai 2 dengan simbol siger mengkilap dibagian atas beranda. Bagian gedung bercat putih kekuningan, dihiasi ornamen gajah lampung, yang dipadu ukiran khas Jawa di bagian pintu masuk.  Provinsi Lampung sudah dikenal sebagai cikal bakal daerah penempatan transmigrasi di Indonesia. Transmigrasi tersebut berlangsung tahun 1905 pada saat pemerintah Hindia Belanda melakukan perpindahan warga dari Desa Bagelen, Karesidenan Kedu, Provinsi Jawa Tengah ke Provinsi Lampung tepatnya di Desa Bagelen, Gedong Tataan, karesidenan Lampung (sekarang dikenal dengan Kabupaten Pesawaran). Museum transmigrasi di bangun pada tahun 2004 penggagasnya adalah Prof. Dr. Muhajir Utomo yang merupakan keturunan langsung dari rombongan transmigran awal yang dikirim Belanda ke Lampung tahun 1905. Pembukaan museum dimulai pada tahun 2010 dan dikelola oleh Unit Pengelola Teknis. 
Museum Transmigrasi terdapat benda-benda seputar transmigrasian yang dipajang pada lantai dua. Sederet koleksi yang ditampilkan berupa benda antik seperti sepeda ontel, peralatan dapur, perabot rumah tangga, alat penerangan, mata uang tempo dulu, hingga alat penumpuk beras. Ada juga miniatur bangunan rumah yang pernah ditempati oleh transmigran ada fotofoto pejabat yang memimpin departemen yang berkenaan dengan transmigrasi. Museum transmigran dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, baik yang ditujukan untuk umum, pelajar maupun mahasiswa. Salah satunya adalah teater yang dapat digunakan untuk menayangkan film dokumenter bersifat edukasi, sejarah perjalanan penyelnggaraan transmigrasi di Indonesia, selain itu, ada area camping untuk kegiatan perkemahan yang dilengkapi tenda camping. Bahkan terdapat Gedung Serba Guna (GSG) dengan kapasitas 250 orang yang dapat digunakan instansi Pemerintah, swasta dan juga umum sebagai tempat rapat, seminar, resepsi perkawinan, hingga kegiatan lainnya.  Koleksi benda bersejarah yang ada di museum transmigrasi ini dapat memberikan informasi bagi kalangan generasi muda khusus nya pelajar dan mahasiswa. Tidak hanya itu di sini pengunjung dapat mengenal sekaligus memainkan beberapa peralatan seni budaya tempo dulu yang masih tetap dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu masyarakat Desa Bagelan dan sekitarnya. 
Di museum ini terdapat pula anjungan yang tersedia di kompleks museum ini dengan jumlah 11 anjungan, terdiri dari anjungan Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, NTT, D.I. Yogyakarta, DKI Jakarta, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Suriname, ke semua anjungan kecuali Suriname dan Lampung merupakan daerah asal transmigran.   Bola peluru besar berwarna hitam yang digunakan untuk membuka lahan. 2 bola peluru tersebut dikaitkan rantai untuk merobohkan pohon dengan diameter 50cm yang merupakan benda paling bersejarah di museum ini. Kawasan ini tentu dapat dijadikan alternatif liburan, edukasi, mapun rekreasi. Museum ini dibuka setiap senin-kamis pukul 0800- 14.00, jumat pukul 06.30-16.30, sabtu dan minggu libur dengan tiket masuk sebesar Rp.1000 untuk pelajar dan Rp.2000 untuk umum.(*Dini)

Pulau Pasaran Bukan Tempat yang Tak Berpotensi

Reporter : Abiyya Khansa Altaf
                 Erlinda Gista

Sukma_Polinela; Pulau pasaran adalah sebuah pulau di Kecamatan Teluk Betung Barat, BandarLampung, Lampung. Sebagian besar masyarakat banyak yang sudah tahu adanya Pulau Pasaran atau yang dulu juga disebut Pulau Beringin di Bandar Lampung. Namun ada pula masyarakat seperti pendatang ataupun masyarakat Bandar Lampung itu sendiri masih belum mengetahui adanya Pulau Pasaran ini. 
Jika berbicara mengenai Pulau Pasaran, pasti identik dengan Ikan Teri dikarenakan Pulau Pasaran adalah desa yang terkenal dengan ikan terinya seperti Teri Katak, Teri Besar, Teri Nasi, Teri Hitam, Teri Putih, Teri Jengki, Teri Buntio, Teri Medan dan cumi serta Ikan Tanjan, Kampak dan masih banyak lagi. Namun,  sayangnya pemukiman masyarakat Pulau Pasaran yang mayoritas berair kini digenangi sampah dan membuat banyak masyarakat yang berkunjung mengenal Pulau Pasaran menjadi negatif.  Masyarakat yang belum mengenal dengan jelas, ada yang berpendapat kalau Pulau Pasaran ini adalah pemukiman kumuh. Dikatakan demikian, Ketua RT Desa Pulau Pasaran menampik hal tersebut. “Tahun 2010 pernah konsultasi dengan Dinas Tata Kota bahkan dengan Pariwisata, waktu itu pariwisata diprakarsai oleh Ibu Feri dan tata kota dengan Pak Toni, saya pernah bertanya mengenai tata kota bahwa punya wacana yang pertama, suatu saat jembatan ini nyambung, minta dibuatkan siger tepatnya ketika masuk jembatan penyebrangan”, Ungkap Subur. Berdasarkan rencana tersebut jika ada lahan kosong untuk dibangun masjid dan di samping masjid ada masyarakat yang berdagang kuliner seperti ikan asin dan makanan dari kerang hijau. “Nanti di belakang Puskesmas dibuat taman untuk anak-anak muda, hanya saja waktu itu Bu Nila dari Bappeda, meminta letak rumah harus menghadap laut semua”, Tambahnya.
Letak pemukiman memang masih belum tertata rapi dikarenakan masyarakat Pulau Pasaran enggan untuk membongkar rumah masing-masing yang rumahnya tidak beraturan untuk menghadap ke laut. Hal tersebut tentunya membutuhkan biaya yang besar terkecuali diterapkan dan dibiayai oleh Pemerintah, sehingga wacana tersebut sampai sekarang belum terealisasi. “Ada pihak yang ingin mengambil alih Pulau Pasaran ini, tetapi pemerintah kita bertahan karena potensinya besar, walaupun
Pulau Pasaran ini kecil, tapi jika lagi kondisi ada ikan bisa menyerap tenaga kerja 800 orang sampai 900 orang bahkan sampai ribuan”, Jelas Subur. 
Berbagai kegiatan dilakukan oleh  masyarakat Pulau Pasaran untuk mengurangi banyaknya sampah yang berserakan karena kurangnya tempat dan kurangnya pengaturan pengelolaan sampah seperti diadakannya Bank Sampah yang diketuai oleh Lisa masyarakat Pulau Pasaran. Bank sampah ini gunanya untuk mendaur ulang sampah yang ada. Bantuan yang diberikan untuk Pulau Pasaran terutama untuk pengelola, berasal dari Walikota dan maupun berasal dari Pusat, contohnya di Koperasi mendapatkan bantuan dari Kementerian Koperasi  5 unit Komputer berikut 1 Set Proyektor serta dari Kementerian Kominfo 6 Komputer. Namun masyarakat banyak yang belum menguasai sehingga pemanfaatannya masih belum maksimal. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Pulau Pasaran yang luasnya sekitar 12,5 hektar ini yaitu mengolah dan mencari ikan. Dari 286 Kepala Keluarga yang mengelola ikan kurang lebihnya 35 orang yang aktif dan selebihnya dikategorikan Buruh dan Nelayan sebesar 10 %, di Desa Pulau Pasaran tepatnya RT 09 itu sifatnya mengolah. Disamping itu, ada juga Produk Turunan Pulau Pasaran yaitu produk teri dijadikan olahan makanan, “Produk Turunan ini sudah terkenal, ada yang sudah dipasarkan di Chandra dan Manisan Yen-Yen”, Jelas Lisa. Masyarakat biasanya memasarkan ikan juga ke Jakarta. Jika sedang tidak ada aktivitas atau sedang tidak ada ikan, masyarakat banyak yang menganggur. “Saya berfikir jauh ke depan artinya, seperti ini bisa terjadi masyarakat lupa diri karena orang baik kalau mata pencahariannya ada untuk memenuhi ke butuhan makan dan sebagainya, tetapi jika masyarakat saja menganggur, maka bisa gelap mata dan timbul berbagai macam hal buruk”, Ujar Subur. Selain mengolah dan mencari ikan, Ketua RT Pulau Pasaran mengembangkan budidaya kerang hijau dari tahun 2013 yang diikuti masyarakat  hingga sekarang  jika ikannya sedang tidak ada. Hanya saja kendalanya terkadang harganya yang merosot dikarenakan minat konsumen yang kurang. RT Pulau Pasaran berharap agar warganya sejahtera dan kebutuhannya terpenuhi. (*Dini)

Kampus Hijau POLINELA

Reporter : Erlinda Gista
                 Yeni Meliyani 

Sukma_Polinela; Politeknik Negeri Lampung (Polinela) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di Provinsi Lampung. Kampus hijau yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No. 10, Rajabasa ini didirikan pada 7 April 1984.  Pada awalnya Polinela dikenal dengan nama Politeknik Pertanian Negeri Lampung dan resmi menyelenggarakan pendidikan tinggi secara mandiri dan menjadi salah satu bentuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Provinsi Lampung sejak tanggal 7 April 2001, berdasarakan SK. Mendiknas RI No.036/O/2001, dan resmi berubah nama menjadi Politeknik Negeri Lampung sejak 2 Agustus 2004. 
Perubahan tersebut dikarenakan rencana pengembangan Politeknik yang dimasa datang dimana bidang studi yang diselenggarakan tidak lagi hanya di bidang pertanian. Polinela memiliki 5 Jurusan yaitu Budidaya Taman Pangan, Budidaya Tanaman Perkebunan, Teknologi Pertanian, Peternakan, Ekonomi dan Bisnis, serta memiliki 13 Program Studi. Polinela sering juga disebut dengan Kampus Hijau karena lingkungannya yang asri dengan berbagai tanaman. Bagaimana tidak, sebagian besar jurusan yang ada di Polinela berhubungan dengan pertanian. 
Terdapat banyak tanaman yang ada di Polinela seperti tanaman yang ditanam oleh mahasiswa dan mahasiswi ketika sedang praktik dan ada juga taman bunga yang terdapat di depan Gedung Pusat Pelayanan Akademik (PPA).  Kebersihan lingkungan kampus juga mempengaruhi potret keindahan kampus. Di Polinela itu sendiri sudah ada petugas kebersihan yang bertugas untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Disamping itu, peran mahasiswa dan seluruh warga Polinela dalam menjaga kebersihan kampus juga sangat diperlukan walaupun sudah ada petugasnya. “Sejauh yang saya tahu, yang bagus dari Polinela ini ya kedisiplinannya, lahan praktiknya luas, dan menurut saya kampus ini lebih bersih dibanding dengan kampus lain”, ujar Tania dkk Mahasiswa Polinela yang baru masuk tahun ini. 
Polinela menyediakan beberapa fasilitas dalam mendukung Kegiatan Belajar Mengajar, praktik, maupun kegiatan lainnya.  Seperti lahan praktik, ruang kuliah, kantin, serta taman tempat mahasiwa mengerjakan tugas ataupun istirahat sambil berbincang bersama teman yang terdapat di dekat Gedung Pusat Pelayanan Akademik. Ada juga tempat mahasiswa beristirahat dan berbincang setelah praktikum seperti tempat duduk Halte di depan Lab. Hortikultura dan Lab. Perikanan.  Selain itu, Kampus yang juga terkenal dengan kedisiplinannya ini mempunyai beberapa fasilitas lainnya seperti Wifi Corner yang mana menyediakan layanan internet 24 Jam. Wifi Corner digunakan mahasiswa untuk searching tugas ataupun informasi lainnya dengan membeli Wifi.id dengan harga mulai dari Lima Ribu Rupiah atau sesuai dengan kebutuhan. Wifi Corner juga menyediakan beberapa fasilitas seperti lampu penerangan dan aliran listrik untuk mengisi baterai.  Keindahan kampus memang harus selalu dijaga supaya tetap asri dan bersih untuk menciptakan kenyamanan dalam menjalankan aktivitas perkuliahan. Lahan praktik tanaman padi yang sedang menguning, bunga yang sedang bermekaran di depan Gedung PPA, dan tanaman pertanian yang menghijau juga menambah indahnya Kampus Hijau Polinela. (*Aisyah)

BADAN KHUSUSNYA MPM

Reporter : Aldi Feri Ramadhan  
                 Noprendi Wira WP

Sukma_Polinela; Akhir tahun ini Politeknik Negeri Lampung akan diisi oleh pesta demokrasi Polinela, gebyar pemilihan ini memang sudah ada dari tahun ke tahun yang menjadi agenda atau program kerja rutin Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM). Pemilihan umum raya atau yang sering disebut PEMIRA adalah pemilihan yang bertujuan untuk mendapatkan regenerasi pemimpin yang berkualitas, calon-calon atau kandidat yang terpilih nantinya akan menempati jabatan sebagai Gubernur Mahasiwa serta wakil, Calon Legislatif Mahasiswa, dan Presiden Mahasiswa. Sistem musyawarah dengan mendengarkan aspirasi mahasiswa dianggap tidak efektif dan banyak kelemahan untuk mencari pemimpin-pemimpin baru, alasan tersebut menjadi alasan kuat untuk mengubah sistem musyawarah menjadi sistem demokrasi yang  diharapkan efektif dalam mencari para pemimpin-pemimpin baru, lalu MPM membentuk suatu badan penyelenggara dari pemilihan umum raya ini.  
Sorotan untuk tahun ini adalah tentang panitia penyelenggara pemilihan umum raya yang disebut Panitia Khusus (PANSUS), PANSUS dibentuk oleh MPM yang mempunyai tugas utama mengatur serta melaksanakan pemilihan umum raya, badan ini bertanggung jawab kepada seluruh mahasiswa melalui MPM. PANSUS melakukan tiga pemilihan yaitu pemilihan Calon Legislatif Mahasiswa (Calegma), Calon Gubernur Mahasiswa (Cagubma) dan wakil, serta Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan wakil. Untuk memperlancar tiga pemilihan tersebut  MPM membuat kebijakannya lewat Undang-Undang (UU) PEMIRA isi UU tersebut 16 diantaranya mengatur jumlah anggota panitia khusus tersebut dengan kuota minimal 30 orang dan maksimal 50 orang yang terdiri dari jabatan inti yaitu Ketua, Seketaris, dan Bendahara serta jabatan tambahan lain yang dibuat saat rapat internal PANSUS. Tahun lalu PANSUS dihadapi oleh masalah tentang rincian tugas yang masih kurang jelas dan sepinya pendaftar sehingga menyebabkan kekosongan jabatan. “Sistem demokrasi kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya, mendetailkan lagi tentang fungsi-fungsi dari PANSUS, persyaratan-persyaratan yang masih kurang atau yang masih harus dibenahi dari aspirasi-aspirasi mahasiswa” Jelas Ketua MPM saat ditanya harapan untuk PEMIRA tahun ini “Untuk PANSUS bisa menjalankan tugasnya dengan optimal dan profesional, dan tidak mengurangi rasa independen”, tambahnya.
PANSUS sudah memulai tugasnya pada tanggal 3 Oktober lalu dengan langkah pertama sosialisasi melalui berita acara dan banner, sedangkan untuk pengumpulan berkas Calegma dan Cagubma telah dilakukan pada tanggal 14-21 Oktober lalu dan akan dilanjutkan dengan pemilihan Capresma yang waktunya belum ditentukan. Semua agenda pemilihan diatur oleh PANSUS dan MPM mengakomodir
tidak melebihi batas UU PEMIRA. Perkiraan waktu kerja pansus akan berakhir saat Presiden Mahasiswa dilantik yang diperkirakan pertengahan bulan November ini. Masalah dana PANSUS akan transparansi dana kepada MPM saat akhir pemilihan berakhir. “Tugas yang telah diberikan ke saya, bisa saya jalankan dengan baik dan pemira berjalan dengan lancar dan untuk mahasiswa saling mendukung”, Ujar Ketua PANSUS.(*Dini)

8 Bulan Kinerja MPM

Reporter : Ponijah
               Hendri Kurniawan

Sukma_Polinela; Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) merupakan suatu lembaga tertinggi dalam struktur kepemerintahan Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung (KBM POLINELA). MPM memiliki kekuasaan tertnggi didalam struktur KBM POLINELA, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART).  MPM memiliki strutur lembaga independen sebagai penggerak internal yaitu terdiri dari ketua umum, wakil iternal, wakil eksternal, 4 komisi yaitu komisi 1,2,3,dan 4. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, selama 8 bulan kinerja MPM terdapat beberapa kegiatan yang telah dilakukan diantaranya adalah sidang pelantikan yang bertujuan untuk memilih ketua umum MPM.
Pemilihan presiden mahasiswa dan wakil presiden yang dilakukan dengan mengadakan Pemilihan Umum Raya (PEMIRA). PEMIRA dilakukan bertujuan memilih presiden dan wakil presiden mahasiswa secara demokrasi yaitu melalui pemungutan suara seluruh mahasiswa POLINELA.  Selama 8 bulan kinerja MPM terdapat kegiatan Upgredding keanggotaan dan Outboand MPM, “ Upgredding keanggotaan dan Outboand MPM yang kami adakan di Tabek Indah Natar selama satu hari bertujuan agar anggota MPM baik yang masih baru atau lama dapat mengetahui peran legislator kampus dan untuk merangkul atau merekatkan hubungan anggota setiap angkatan”, Ujar Tyas selaku ketua MPM 2015/2016. Menurut Tyas selaku ketua umum MPM, salah satu tugas MPM adalah membuat UUD untuk pelaksanaan KBM di POLINELA. Setelah membuat UUD yang selanjutnya dilakukan adalah mensosialisasikan UUD tersebut kesuluruh Ormawa POLINELA agar mengetahui tentang konstitusi di KBM POLINELA,  “Sosialisasi UUD ini harus dilakukan karena untuk memberitahu seluruh Ormawa mengenai konstitusi yang ada di KBM POLINELA dan agar selama periode kepemimpinan tidak keluar jalur dari konstitusi yang ada”, Tegasnya.  
Kerja MPM selanjutnya adalah mengadakan Lokakarya yang bertujuan untuk pelaporan Progja seluruh Ormawa melalui presentasi Progja seluruh Ormawa. Setelah seluruh Ormawa mempresentasikan Progja masing-masing selanjutnya akan dilakukan pembagian dana oleh komisi 2 (keuangan).  Didalam MPM terdapat sidang paripurna yang bertujuan untuk memusyawarahkan dan memutuskan suatu keputusan yang diusulkan berdasarkan aspirasi mahasiswa. Salah satu tujuan sidang paripurna adalah untuk pengesahan UKM baru yang mana melalui sidang paripurna akan dikaji data persyaratan yang telah diajukan oleh UKM baru tersebut. Dalam menetapkan suatu UKM baru MPM bekerja sama dengan tim Verifikasi yang berasal dari MPM juga.  Pada tahun 2016 terdapat 2 UKM baru yang ingin dibentuk yaitu UKM RISET dan PSHT yang ingin memisahkan diri dari UKM Olahraga, tetapi berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan kedua pihak tersebut belum memenuhi persyaratan, “ Untuk menjadi UKM di POLINELA tergolong rumit dimana mulai dari keanggotaan dan AD/ART yang diajukan harus jelas”, Jelas Tyas. Selama 8 bulan kinerja MPM telah dilakukan suatu kegiatan yaitu merevisi dua produk hukum yaitu GBHK MPM dan UU Pemira yang dilakukan melalui sidang pleno selama kurang lebih satu minggu. Menurut Tyas selaku ketua MPM, “Dua produk hukum tersebut perlu direvisi karena untuk perbaikan agar sesuai dengan keadaan sekarang yang mana untuk GBHK MPM sudah tidak relevan dengan keadaan dan kenyataan sekarang sedangkan UU Pemira direvisi untuk mengurangi kesalahan dan setelah ditumpag tindih dengan pemira sebelumnya“, Jelasnya.   Setelah dilakukan sidang pleno mengenai revisi UU Pemira didapatkan penambahan 2 kali lipatnya dari sebelumnya baik dari pasal ataupun bab yang diperoleh dari usulan dan musyawarah antara MPM, Jurusan dan Ormawa. Setelah didapatkan hasil revisi selanjutnya MPM mengadakan Hiring  yaitu menawarkan ke seluruh Ormawa dan Jurusan. Setelah semua  ormawa dan jurusan setuju selanjutya MPM mengadakan sidang paripurna untuk memutuskan UU Pemira yang telah disepakati bersama, “Setelah melakukan Hiring dan mendapatkan respon yag baik, Alhamdulilah UU Pemira sudah jadi berupa UU Pemira 2016”, Ulas Tyas. 
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh MPM adalah mengadakan Diskusi Internal yang merupakan program kerja dari komisi 4 bidang aspirasi mahasiswa dan hubungan luar. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara MPM dan BEM. Sebelum diadakan diskusi MPM mengadakan pembagaian hiring ke seluruh Ormawa dan HMJ yang mana menurut Tyas selaku Ketua MPM hiring bertujuan untuk mengatahui aspirasi mahasiswa, “Pembagian hiring ke masing-masing Ormawa dan HMJ adalah untuk mengetahui permasalahan apa saja yang sedang dihadapi dan untuk mengetahui aspirasi apa saja yang akan diangkat saat diskusi, alhamdulillah kami mendapat respon yag baik dan banyak sekali keinginan serta aspirasi yang diajukan”, Jelasnya.  Sebelum dilakukan pembagian  hiring, yang dilakukan MPM selanjutnya adalah menampung dan membawa seluruh aspirasi mahasiswa ke Wakil Direktur 3.  Setelah menyampaikan aspirasi mahasiswa ke Wakdir 3 selanjutnya dilakasanakan Diskusi Internal dengan pihak akademik mengenai aspirasi mahasiswa yang telah diajukan dan dihadiri oleh seluruh mahasiswa POLINELA dan staf Akademik. 
Selain Progja internal, MPM memiliki Progja eksternal yaitu MPM tergabung ke dalam FL2MI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa se-Indonesia). Pada FL2MI terdapat dua kegiatan yaitu Munas dan Mukernas yang diadakan di Bali.  Dalam FL2MI membahas tentang legislatif kampus, re-organisai, program kerja FL2MI dan pembahasan AD/ ART FL2MI. Progja eksternal selanjutnya adalah RAKORWIL yaitu di dalamnya membahas tentang pemilihan struktur kepengurusan wilayah dan daerah serta program kerja dan pengangkatan isuisu strageis di wilayah masing-masing. (*Dini)

Dibalik Tiga Kali Pergantian Ketua Umum MPM

Reporter : Reni Aprillia
                 Hendri Kurniawan

Sukma_Polinela; Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) merupakan organisasi mahasiswa tertinggi di Polinela yang berperan sebagai badan legistlatif dan sekaligus yudikatif. Sesuai dengan salah satu tugasnya, MPM menjadi tempat aspirasi mahasiswa. Sampai dengan saat ini yang sudah mencapai satu periode kepengurusan, MPM memiliki ketua yang berfungsi memimpin dan mengatur kinerja anggota MPM yang lain agar sesuai dengan tugas MPM yang sesungguhnya. 
Namun, dalam kepengurusan periode 2016 ini MPM telah melakukan pergantian ketua sebanyak tiga kali dikarenakan beberapa hal. Pemilihan ketua umum MPM yang pertama dilakukan saat Sidang Umum MPM pada Januari 2016 lalu. Masing-masing dari setiap fraksi mengajukan calon kandidat, biasanya 2 calon. Setelah dilakukan musyawarah dari seluruh anggota MPM, terpilihlah Faridatun Nisa fraksi dari Teknologi Pertanian sebagai ketua umum MPM periode 2016 dan telah disahkan sebagai ketua umum, namun belum dilakukan pelantikan. Beberapa waktu kemudian Farida mengalami kecelakaan dan tidak bisa melajutkan tugasnya sebagai ketua umum MPM periode 2016. “Calon terpilih tidak bisa dilantik dikarenakan mengalami kecelakaan, lalu dilakukanlah sidang istimewa”, Ujar Tyas selaku Ketua MPM saat ini.  Sidang istimewa dilakukan untuk pemilihan kembali ketua umum MPM menggantikan ketua terpilih sebelumnya. Sama seperti sebelumnya pemilihan ini dari setiap fraksi yang mengajukan. Pada saat pemilihan, hanya dari fraksi Ekonomi  dan Bisnis saja yang memiliki calon ketua, “Berhubung yang mengajukan hanya dari fraksi Ekbis jadi terpilihlah saudara Yudi Hidawan secara aklamasi”, Tambah Tyas.   Hal inilah yang menyebabkan Yudi dari Program Studi Agribisnis terpilih sebagai ketua MPM. Setelah dilakukan pemilihan dan telah disahkan sebagai ketua MPM yang baru, hanya beberapa bulan Yudi dapat menjalankan tugasnya, kemudian ia tidak bisa melanjutkan kepemimpinannya dikarenakan beberapa faktor, “Dia rasa dia tidak dapat melanjutkan kepemimpinannya, kemudian dia mengundurkan diri secara tertulis, namun sampai detik ini kita tidak mendapatkan surat tertulis dari beliau, oleh karena itu kita tidak bisa menunggu lama kemudian kita melakukan sidang paripurna pemecatan Yudi Hidawan sekaligus pemilihan ketua umum yang baru”, Lanjut Tyas. Dalam sidang paripurna ini pemilihan bukan diajukan ke masing-masing fraksi lagi melainkan sesuai dengan Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) ,“Sesuai dengan GBHK, maka wakil ketua MPM langsung menaiki kursi ketua umum”, Ujar Tyas. Dikarenakan dalam struktur organisasi MPM memiliki dua wakil, yaitu wakil internal dan eksternal maka dilakukan pemilihan secara musyawarah kembali .
Sidang paripurna dilakukan selama dua hari dengan agenda yaitu musyawarah dihari pertama dan pelantikan ketua baru dihari selanjutnya. Setelah dilakukannya sidang paripurna tersebut, akhirnya terpilihlah Tyas Dwi Chintya dari Program Studi Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan (PMPIP) sebagai ketua MPM hingga saat ini.(*Erlin)

Sunday, December 18, 2016

UKM Pers Sukma Ikuti Lomba KMK


Reporter :Tika Damayanti

Sukma_Polinela; UKM Pers Sukma mengikuti kompetisi majalah kampus(KMK) dan pelatihan jurnalistik Politeknik se-Indonesia. Acara yang diselenggarakan di Politeknik Media Kreatif Jakarta dengan mengundang perwakilan Mahasiswa se-Politeknik di Indonesia. Kompetisi Majalah Kampus (KMK) adalah event jurnalistik mahasiswa Politeknik se-Indonesia, yang bergerak dalam bidang majalah kampus. Kompetisi Majalah Kampus  ini diselenggarakan pertama kalinya oleh BAKORMA (Badan Koordinasi Mahasiswa) dan Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta sebagai panitia KMK-1 Tahun 2016.
Acara ini bertujuan untuk mengembangkan majalah kampus, meningkatkan kreatifitas dan prestasi
mahasiswa.  Selain itu menjadi ajang silahturahmi dan berkumpulnya calon Jurnalis yang siap mendapatkan ilmu sebagai bekal untuk menjadi Jurnalis kampus. Tema dalam acara ini adalah “Kita Eratkan Persaudaraan, Tingakatkan Prestasi dan Kreatifitas Mahasiswa Politeknik Melalui Majalah Kampus “. Acara ini diselenggarakan dari hari Kamis, 10 November 2016 hingga hari Sabtu, 12 November 2016 dan diikuti oleh Politeknik seluruh Indonesia. Peserta yang mengikuti acara ini berjumlah 10 kampus yang terdiri dari Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Media Kreatif  Jakarta, Politeknik Harapan bersama Tegal, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Media Kreatif PSDD Makasar,  Politeknik Kesehatan Yogyakarta, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Lampung, Politeknik Manufaktur Bandung dan Politeknik Negeri Banjarmasin. Kegiatan KMK meliputi kompetisi dan pelatihan majalah kampus. Kegiatan yang berlangsung 3 hari ini dibuka oleh Direktur Politeknik Media Kreatif H. Sarmada, S.Sos M.Si. Materi-materi yang diberikan meliputi penyutingan naskah, undang-undang pers, fotografi, desain tata letak, produksi cetak dan penyutingan fotografi. Pemateri yang memberikan materi tersebut adalah dosen Politeknik Media kreatif yang ahli dibidangnya dan salah satu redaktur majalah Elsinta. Terdapat banyak hal yang dapat diambil setelah mengikuti kegiatan ini seperti yang di sampaikan oleh pemimpin redaksi UKM Pers Sukma Hendri Kurniawan, ”UKM Pers Sukma mendapat banyak pelajaran dan berbagai ilmu dari acara tersebut “, Ujarnya. Ketua pelakana Nova Darmanto, M.Si mengatakan, “Banyak kendala yang dihadapi dalam acara ini, karena ini merupakan KMK pertama yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Media Kreatif”. 
Waktu kegiatan acara terbilang sempit dikarenakan materi yang banyak, sehigga saat pelatihan dapat sampai pukul 11 malam. Kurangnya koordinasi panitia dalam menyelenggarakan acara ini membuat acara tersebut menjadi lama pada saat penutupan dan pengumuman hasil lomba.  Setiap kampus mengirimkan majalah kampus untuk diperlombakan pada acara ini, dan juara dalam KMK adalah Politekinik Negeri Jakarta sebagai Juara 1, Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta sebagai Juara 2 , dan Politeknik Harapan Bersama Tegal sebagai Juara 3. UKM Pers Sukma dalam mengikuti acara tersebut mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk majalah sukma ke depannya. Terdapat kekurangan dan kelebihan, seperti dalam kualitas kertas, foto,dan font tulisan dan lain-lain. “Aspek kualitas kertas dan warna majalah sukma tertinggal dari majalah-majalah politeknik lainnya,fotonya harus natural, tidak boleh diedit harus diperhatikan keaslian fotodan font jangan dibesar-besarkan / dikecil-kecilkan semata hanya menuhin halaman, harus proporsional enak dibaca”, Ujar Rizky staf Layout UKM Pers Sukma yang juga ikut menjadi perwakilan KMK. Acara KMK yang ke 2 tahun 2017 akan di selenggarakkan di Politeknik Negeri Sriwijaya. 
Harapan untuk UKM Pers Sukma Politeknik Negeri lampung agar pada tahun depan dapat mengikuti KMK ini lagi. Melakukan persiapan dengan baik sehingga mendapatkan juara serta masih harus banyak belajar dalam pembutan majalah dan buletin kampus di Politenik Negeri Lampung.(*Dini)

UKM Olahraga selenggarakan Badminton Cup

Reporter :  Yeni Meliyani
Sukma_Polinela; Badminton Cup merupakan acara rutin yang diselanggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga dalam rangka rutinitas devisi badminton. Acara tersebut diselenggarakan di Gedung Serbaguna (GSG) Politeknik Negeri Lampung pada tanggal 1 November sampai dengan 9 November. Badminton Cup diikuti oleh 80 peserta yang merupkan mahasiswa dan mahasiwi Politeknik Negeri Lampung. Badminton Cup merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh setiap Program Studi diseluruh Jurusan, namun panitia tidak mengharuskan hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa Program Studi mahasiswa dan mahasiswinya tidak pandai dalam bermain badminton.
Biaya registrasi yang dikenakan sebesar kategori singgel Rp 30.000 dan kategori ganda Rp 40.000 ribu, dengan total hadiah sebesar Rp 2.300.000. Beberapa peserta menyayangkan adanya sistem gugur dan sering telatnya waktu dimulainya perlombaan karena ketidak sesuaian jadwal, hal ini dikarenakan adanya lawan peserta yang belum hadir bahkan adanya lawan yang masih ada jam kuliah sehingga waktu perlombaan diundur beberapa saat. Sistem pertandingan yang dilaksanakan adalah dengan sistem gugur yaitu sistem yang tidak bermain dianggap kalah sedangakan untuk sistem penjadwalan sudah disusun dengan baik oleh panitia akan tetapi ada beberapa peserta yang masih terdapat jam kuliah hingga malam dan hal tersebut yang membuat pertandingan sempat diudur beberapa saat, sedangakan sebelumnya diwaktu Technical Meeting panitia sudah menejelaskan bahawasanya jika ada peserta yang kuliah hingga malam harap konfirmasi kepada panitia supaya tidak gugur dan perlombaan berjalan dengan tepat waktu. Anderan Syahputra menjelaskan, “Jika acara badninton Cup berjaaln dengan lancar tanpa adanya kendala yang besar dan badminton cup ini akan dilanjutkan pada acara turnamen polinela cup”. Andrean juga berharap, “Supaya acara badminton cup kedepan nya lebih sukses dari sebelumnya”.(*Dini)

Poltapala Ukir Prestasi Panjat Tebing se-Indonesia

Reporter : Rizky Norfatria Ardy
Sukma_Polinela ; Jambore Nasional (JAMNAS) Panjat Tebing se-Indonesia merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh (Federasi Panjat Tebing Indonesia) FPTI. Pertama kali diselenggarakan di Bali, kemudian di tahun 2016 ini Lampung didaulat menjadi tuan rumah JAMNAS Panjat Tebing. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 11-12 November 2016 di Tebing Margo Dadi Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.  Peserta dari Jamnas panjat tebing ini berasal dari seluruh pemprov FPTI se-Indonesia, pecinta alam, dan club panjat, salah satunya adalah para pemanjat tebing dari UKM Poltapala, yaitu Rahmansyah, Rousyan, Ahmad, Sumarno, dan Sigit. Kegiatan Jambore Nasional ini meliputi pelatihan panjat tebing dan lomba fotografi (foto kegiatan).  Kegiatan Jambore Nasional meliputi, sharing antar peserta panjat tebing, belajar bagaimana cara memanjat tebing yang aman, dan bagaimana cara melakukan vertical rescue hingga manjat bareng. “Kegiatan ini berjalan dengan lancar, hanya saja terdapat sedikit kendala hujan”. Jelas Rahman. Kegiatan lainnya adalah perlombaan fotografi yang berlangsung secara bersamaan. Perlombaan ini menjadikan foto kegiatan Jambore Nasional sebagai media penilaiannya, dengan menggunakan metode vertikal fotografi. Poltapala berhasil membawa pulang gelar juara foto terbaik di kategori kamera SLR dari 2 kategori, yaitu kategori pengambilan foto melalui handphone dan kamera SLR. Rahman seorang yang berhasil menyingkirkan puluhan pesaing di lomba fotografi dari 67 peserta. Pemilihan tempat di Margo Dadi merupakan tempat paling strategis untuk memanjat di Lampung. “Peralatan disana sudah lengkap, sehingga peserta tidak mengalami kendala dalam memanjat tebing. Manfaat dari kegiatan tersebut dapat menambah wawasan, ilmu , serta pengalaman, dan bertambah pula saudara sesama pencinta alam, sisipannya ya dapat juara”, Pungkas pimpinan umum UKM Poltapala.(*Dini)