Saturday, October 28, 2017

Siang Keakraban dan Malam Keakraban



Oleh: Chintya Netty Andriyani
 
                  Sikrab dan makrab, men- dengar hal itu terkadang terlintas    dibenak    bebera- pa orang bahwa kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk kegiatan yang sarat akan kekerasan fisik, psikis maupun perploncoan. Hal seperti itu tidaklah benar, kedua kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang baik namun disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab se- hingga menciptakan gam- baran   yang   buruk   menge- nai acara sikrab maupun makrab. Siang keakraban atau malam keakraban umumnya berbentuk ke- giatan outbond sesama anggota yang dilaksanakan di alam terbuka ataupun lingkungan kampus.

              Tujuan utama dari ke- giatan sikrab dan makrab adalah untuk menanamkan rasa kekeluargaan dan sarana menguatkan solidaritas diantara senior dengan junior. Dari kegiatan tersebut nanti- nya akan tercipta kesan, pengalaman baru serta respect terhadap sesama anggota, senior maupun terhadap organisasi. Kegiatan ini biasanya tercipta hubunganyang lebih harmonis antara senior-junior serta meningkatkan rasa tanggungjawab dari anggota baru tersebut terhadap organisasinya.

            Mungkin pernah bebera- pa diantara kita pernah men- dengar berita tentang adanya perplocoan yang dilakukan beberapa senior terhadap junior yang mengakibatkan cedera fisik maupun cedera psikis. Contoh terbaru perploncoan yang terjadi dengan berkedok acara siang keakraban/malam keakraban maupun kegiatan sejenisnya adalah mahasiswa Univer- sitas Islam Indonesia (UII) yang meninggal selepas mengikuti kegiatan pendi- dika dasa (diksar  yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII. Dari contoh kasus tersebut kita semua tidak semata-mata dapat menilai bahwa kega- iatan sikrab/makrab atau ke- giatan sejenisnya merupakan kegiatan yang negatif.

            Ada sebuah peribahasa yang menyatakan “Nila Setitik Rusak Susu Sebelan- ga”, hal inilah yang saat ini terjadi dilingkungan sekitar kita. Karena adanya organ- isasi  yang  menyalahgunak an kegiatan sikrab/makrab maka semua organisasi di- anggap akan melakukan kes- alahan yang sama. Hal ini ti- daklah benar, karena tujuan dari setiap organisasi adalah untumenciptakagenera- si baru yang bertanggung jawab serta memiliki soli- daritas yang tinggi, memang cara dari setiap organisasi tersebut akan berbeda-beda namun tujuannya tetaplah sama.Lalu bagaimana sikap para aktivis organisasi dalam menyikapi paradigma yang terjadi tersebut?

            Pertama, menciptakan ke- percayaan. Hal yang terjadi saat   ini   adalah   minimnya rasa percaya terhadap kegiatan organisasi, maka yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kepercayaan tersebut. Kepercayaan tersebut dapat dibangun dengan menciptakan gambaran acara yang memang sesuai dengan tujuan awal serta tidak menciptakan kesan yang buruk, misalnya dengan bersikap terbuka mengenai konsep acara kegiatan sikrab/makrab serta melakukan penekanan bahwa   tujuan   acara   tersebut adalah demi kemajuan bersama.

            Kedua, bertanggung jawab terhadap acara. Penyalahgunaan acara yang terjadi umumnya disebabkan karena panitia yang tidak bertanggungjawab terhadap acara, semula cara tersebut hanyalah outbond pada umumnya namun pada pelaksanaannya diselipkan kegiatan yang bersifat kekerasan fisik maupun psikis. Sebaiknya sejak perencanaan acara pihak panitia memiliki komitmen yang kuat terhadap tujuan dan teknis acara yang telah ditetapkan.

            Ketiga, jangan meninggikan senioritas. Kekerasan yang terjadi pada kegiatan sikrab
makrab atau sejenisnya biasanya terjadi karena adanya pihak yang terlalu menjunjung
tinggi senioritas. Senioritas memanglah penting untuk ditanamkan namun senioritas yang tercipta karena kekerasan bukanlah senioritas yang baik.
            Sebagai aktivis mahasiswa zaman milenial saat ini, kita seharusnya tersadar bahwa
kegiatan kekerasan baik fisik maupun psikis bukanlah perilaku dari orang yang berpendidikan tinggi, khususnya mahasiswa. Jadi sebagai insan yang berpendidikan sekaligus agent of change kita seharusnya dapat menciptakan lingkungan organisasi yang sehat, baik serta berintegritas tanpa adanya kekerasan maupun penyalahgunaan wewenang disetiap kegiatan yang dilaksanakan, Khususnya kegiatan sikrab makrab.

0 comments:

Post a Comment