Serius : Siswa-siswi SMP K Penabur serius mendengarkan materi yang disampaikan touguide Polihidro/Foto :
Dokumentasi Polihidro Farm
Dokumentasi Polihidro Farm
Reporter : Rizky Norfatria Ardy
Sukma_Polinela;
Kegiatan bertajuk school goes to
greenhouse merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Politeknik
Hidroponik Farm (Polihidro Farm). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka promosi
teknologi yang dimiliki Polinela ke masyarakat luas dan memperkenalkan dunia
pertanian kepada siswa-siswi sejak dini. Kegiatan ini berupa kunjungan atau fieldtrip edukasi dari sekolah maupun
umum yang bertujuan untuk menambah wawasan Ilmu Pengetahuan tentang hidroponik.
“Hal ini penting untuk disadari, karena
menurut data BPS tahun 2013, saat ini petani muda di Indonesia hanya berkisar 12%
jumlahnya dari keseluruhan jumlah petani di Indonesia,” ujar Rizka selaku Ketua
pengelola Polihidro Farm.
School goes to
greenhouse dibuat untuk membangun image bahwa pertanian itu menyenangkan,
pertanian itu keren, dan pertanian itu bisa menghasilkan uang. Sehingga
pemuda-pemudi mau terjun ke dunia pertanian dan menjadi seorang agripreneur.
Kegiatan
ini meliputi kunjungan ke greenhouse
melon dan greenhouse sayur, praktik
merakit instalasi hidroponik skala rumah tangga (Urban Farming), dan praktik menyemai benih tanaman sayuran. Kemudian
praktik pindah tanam dari pembibitan ke media pembesaran (talang) serta diakhiri
dengan panen sayur-sayuran.
SMP
Kristen Penabur Bandar Lampung merupakan salah satu peserta yang mengikuti
program kunjunga sekolah ini. Sebanyak 66 siswa-siswi kelas VII serta 6 orang guru
pendamping ikut serta berpartisipasi. Para peserta antusias memperhatikan
materi yang disampaikan oleh tourguide dan sejumlah pertanyaan pun ikut dilontarkan oleh
siswa-siswi SMP tersebut.
“Kegiatan
tersebut sangat bermanfaat, terlebih untuk siswa-siswi kami yang masih dini
yang belum tau apa-apa tentang hidroponik. Sehingga pengetahuan mereka tentang
hidroponik bisa lebih luas, dan mereka juga tahu bagaimana cara serta proses
yang harus dilalui untuk mendapatkan sebuah hasil sayur dan buah yang maksimal.
Dengan kegiatan tersebut membuat mereka lebih menghargai pekerjaan seseorang pada
bidang ini, karena mereka jadi tahu proses yang dibutuhkan itu seperti apa,” ungkap
miss Ririn salah satu guru pendamping
SMP Kristen Penabur.
Selain
itu, Ririn juga berharap kegiatan tersebut kedepannya bisa lebih baik lagi dan
bagus lagi, karena sebenarnya dari beberapa aspek kegiatan tersebut sudah
sangat baik dan bagus.
“Semoga
kedepannya semakin banyak juga sayuran dan buah yang bisa dikelola dalam greenhouse polihidro, sehingga lebih
menarik minat para kaum awam di luar sana, terlebih siswa-siswi seperti murid
saya, untuk lebih dalam mempelajarinya,” tuntasnya.
Kendala
dalam kegiatan ini adalah sulitnya mengatur peserta, karena peserta berasal
dari siswa-siswi smp kelas 7 sehingga kegiatan kurang kondusif. Selain itu, kurangnya
tempat pembuangan sampah dan buruknya kondisi kamar mandi menambah kendala
dalam kegiatan edutrip ini.
“Adanya perbaikan
fasilitas seperti kamar mandi yang telah usang dimakan zaman dan penambahan
tempat pembuangan sampah agar kebersihan lingkungan greenhouse tetap terjaga,” jelas Desworo selaku panitia kegiatan.(*Aisyah)
0 comments:
Post a Comment